Add This...^^d!!

RSS

Kamis, Oktober 23, 2014

Chirpstory twitter @willgetmarried
Fb : Will Get Married
December 1, 2012

Oleh @nestrinadezda


Cinta. Trlalu byk definisi yg bs terurai.

Tp lebih dr itu semua, sejatinya ia bukan lah kata benda, krn ia adalah kata kerja.

Sebagai kata kerja, tentu ada aktivitas yg terlibat dalam mencinta.

Bagi seorang ibu, mencinta terwujud dari sentuhannya mengusap lembut kepala buah hatinya.

Bagi seorang ibu, mencinta terwujud dari untaian do'a untuk kebaikan anaknya dalam tiap tengadahan tangannya seusai shalat.

Bagi seorang ibu, mencinta terwujud dari tangisan rindunya menanti kepulangan anaknya yang tinggal berjauhan.

Bagi seorang ibu, mencinta terwujud dari teguran khawatirnya saat sang anak tersentuh khilaf.

Bagi seorang ayah, mencinta terwujud dari semangatnya mencari nafkah untuk kehalalan kehidupan keluarganya.

Bagi seorang ayah, mencinta terwujud dari ketegasannya dalam mendidik.

Bagi seorg ayah, mncinta trwujud dr ingatannya akn anaknya yg mampu mnjadi motivasi trampuhnya utk brtahan di tiap kesulitan

Bagi seorang ayah, mencinta terwujud dari kesyahduan hatinya saat melepas anak perempuannya dalam ikatan akad

Bagi sepasang insan, mencinta biasa dikaitkan dengan besarnya perhatian akan pasangannya.

Dan ketika wktunya blm tepat, mencinta tak lagi semulia namanya, ia hnya akan dijadikan alasan dan pembenaran utk bermaksiat.

Shingga bagi kbanyakan org, mncinta ditunjukkan dgn aktivitas pacaran. Makan brg, nonton brg, semua dibalut atas nama cinta.

Padahal cinta tak serendah itu! Kemuliaannya terletak ketika mencinta dilakukan karena, dan hanya karena, Allah. Ikhlas. Lillahi ta'ala.

Bila tak mmbwa kbaikan, tak prlu mncul dlm aktvitas apapun. Ckup dsimpan di ht, dlm blutan istighfar.

Bila ikatan akad blm ada, cukuplah terwujud dlm do'a utk kebaikan yg tercinta. Jaga rasa itu agar tak menguak ke permukaan.

Bila ikatan akad belum ada, cukuplah ia dalam usaha perbaikan dan persiapan diri.

Tak perlu ragu atau khawatir. Karena nama pasanganmu telah ada. Dan janji Allah itu pasti. Believe it!

Bhkn janji Allah jauh lebih pasti dr matahari yg akn terbit esok hr.

Mngkhwatirkan jdohmu srupa dgn mragukan janjiNya. Hati2!

Bila ikatan akad belum ada, jagalah kesucian cintamu, bukan untuk ia yang kau cinta, bukan untuk siapapun.

Tapi untuk pasangan masa depanmu, yang baru akan kamu ketahui siapa setelah akad terikrar.

Bersihkan hati dari penempatan cinta yang belum saatnya, karena hatimu adalah penentu kualitas dirimu di mata Allah.

Jangan biarkan ada cinta yang lain selain karenaNya. Karena sungguh, Allah sangat pencemburu, jangan duakan Allah!

Untuk yg sudah menikah pun, terus dan terus lihat kondisi hati.

Jgn smpai caramu mencinta tidak berlandaskan cinta karenaNya.Caranya?

Minta pada Allah! Minta dan teeruus minta, krn beda dgn makhluk, Allah tak pernah jenuh mendengar pinta hambaNya.

Bda dgn mkhluk, Allah bhkn mrindu pintamu.
Krn nya, msukkan inginmu utk mnjga ht hny utk mncinta krnNya sbagai slh 1 pintamu.

Jadi, yuk minta pd Allah! Di tiap sujud kita, di tiap zikir kita, di tiap hujan yg mngguyur bumi, di tiiiiaaaapppp waktu !!

"Ya Allah, aku mohon pada-Mu cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu, amalan yang mengantarkanku, menggapai cinta-Mu. Ya Allah, jadikan cinta-Mu lebih aku cintai melebihi cintaku pada diriku sendiri, keluargaku, dan dunia seisinya.."

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, Oktober 21, 2014

Catatan 01 Cinta Hingga ke Syurga


# Catatan 01 Cinta Hingga ke Syurga # 

@nestrinadezda

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

 Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [QS At Tahrim 6]

 Ketika akad telah terikrarkan...maka status kita (duhai para muslimah) adalah seorang istri, yang tentu saja sejak saat itu kita merupakan tanggung jawab suami kita. Buruknya amalan kita, lalainya ibadah kita, hingga khilafnya diri kita dalam menjaga aurat kita bisa menyeret suami kita ke dalam neraka tanpa kita dan suami kita sadari. Mengerikan bukan?

 Maka seandainya kita berani berlisan (atau minimal merasakan di dalam hati) bahwa kita mencintai suami kita...maka buktikan! Buktikan bahwa tak cukup jikalau kita hanya bersamanya hingga akhir usia kita. Buktikan dalam ikhtiar terbaik kita untuk masuk ke syurga-Nya dengan disambut oleh jemari suami kita!

 Tidakkah romantis adalah ketika kita dan suami kita kembali dipertemukan Allah dalam satu majelis syurga tetap sebagai sepasang suami-istri?
Maka duhai muslimah, jagalah aurat kita, suami bukanlah mahram kita tapi ia jauh lebih berhak melihat aurat kita dibandingkan mahram kita yang lain. Panjangkan khimar kita, kenakan gamis nan longgar, kenakan kaus kaki dan dalaman celana panjang, tutupi dagu bagian belakang (karena ia pun merupakan aurat bagi seorang muslimah), serta kenakan manset tangan dan periksa selalu agar posisinya tak turun di bawah pergelangan tangan kita.

 Mari kita mudahkan jalan suami kita untuk masuk ke syurga-Nya

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, September 26, 2014

Mau lanjut spesialis apa?

Ketika ditanya, "dokter apa mbak?"

Maka jawabanku tentu, "dokter umum"

Sudah bisa ditebak bahwa pertanyaan berikutnya adalah, "mau lanjut ambil spesialis apa nanti?"

Padahal menjadi dokter tak selalu harus menjadi dokter spesialis, ada banyak pilihan yang bisa diambil.

Bagiku, kalau ambil spesialisasi...in syaa Allah spesialis kandungan adalah pilihannya, megingat masih sedikitnya dokter kandungan muslimah.

Kalau ambil S2...in syaa Allah aku akan ambil farmakologi supaya bisa jadi dosen yang paham obat, nampak seru.

Kalaupun tidak...cukuplah jadi dokter umum yang asik dengan klinik pribadi dan kepentingan dakwah umat.

Yang manapun boleh, karena in syaa Allah keinginan terbesarku bahkan bukan ketiganya melainkan menjadi ibu dari malaikat-malaikat mungil yang akan lahir dari rahimku kelak. Membina mereka dengan penuh kecintaan kepada Rabbnya, kepada RasulNya, dan kepada ayat-ayat cintaNya.

Menjadi generasi-generasi dengan akhlak bersinar yang mampu menjaga kemurnian al qur'an dengan menjadi al hafidz dan hafidzah sekaligus menjaga kemurnian sabda Rasulullaah dengan menghafalkan beribu al hadits, serta menjadi generasi yang mampu memberikan bobot pada bumi dengan kalimat laa ilaahailaallaah...

Cukup itu bagi diri ini in syaa Allah, karena impian terbesar seorang Nestri bukanlah menjadi dokter melainkan menjadi seorang ibu *senyum lebar

@nestrinadezda

[+/-] Selengkapnya...

Senin, September 01, 2014

Motor, Helm, dan Saya

Sudah beberapa hari ini saya mulai menggunakan motor, belajar mengendarainya pun baru mulai dalam pekan yang sama. Keputusan menggunakan kendaraan beroda dua ini sebagai kendarahan pilihan mulai terlintas di benak mengingat jadwal jaga di rumah sakit yang terkadang mengharuskan pulang malam ataupun berangkat malam. Khawatir, karena malam hari di Purwakarta sudah sepi dengan angkutan umum, sedangkan bermalam di rumah sakit pun tidak memungkinkan.

Wallahi, gemetar sekali ketika pertama kali mulai latihan menggunakan motor. Sebenarnya dulu saya pernah iseng menggunakan motor ayah untuk sekedar meyakinkan kalau saya juga bisa mengendari motor, meskipun sekedar motor matic. Tapi saat itu saya menggunakan motor ayah untuk sekedar berputar-putar keliling kompleks yang sepi, maka tentu saja saat itu saya mampu mengendarainya dengan lancar jaya.

Sedangkan kali ini ketika saya kembali berlatih, saya berlatih dengan motor saya sendiri dan untuk saya gunakan sendiri, bukan untuk sekedar bermain keliling kompleks yang sepi melainkan untuk saya gunakan menempuh perjalanan dari kosan ke rumah sakit maupun sebaliknya. Maka takut sekali rasanya diri ini ketika kembali menaikinya untuk berlatih, entah apa pastinya yang saya takuti, rasa geli pun menyusup dalam benak membayangkan betapa santainya saya dulu saat menggunakan motor ayah untuk berkeliling kompleks, sedangkan di kompleks yang sama ketika saya berlatih dengan menggunakan motor saya sendiri...gemetar dan tegang yang luar bisa menghinggapi diri. Geli, karena kok saya jadi terkesan tega sama motor ayah tapi penuh kehati-hatian ketika yang digunakan adalah motor sendiri yah? hehe.

Tapi alhamdulillaah, 3 hari menggunakan motor, saya sudah lancar menggunakannya, dan juga sudah tidak setegang sebelumnya. Namun ada satu hal yang senantiasa menjadi pikiran saya : helm.

Kenapa helm?

Pernah kemarin ketika saya sudah ingin menyalakan motor untuk berangkat kembali ke rumah sakit untuk mengambil barang yang tertinggal, saya teringat bahwa saya belum mengenakan helm, segera saja saya hendak kembali ke kamar kosan untuk mengambil helm yang saya letakkan rapi di atas tempat tidur kamar. Seorang teteh kosan yang bertanya mengapa saya kembali lagi berkomentar, “Gak papa kok, di sini mah polisinya baik-baik nes”, komentar itu membuat saya yang saat itu belum paham maksud sang teteh hanya berkomentar singkat, “oh iya yaa teh? Alhamdulillaah...”, saya pikir sang teteh kenal dengan polisi di sini dan pernah berbincang sendiri dengan pak polisi sehingga mengatakan kalau polisi di sini baik. Sehingga saya pun tetap kembali untuk mengambil helm yang tertinggal di kamar.

Saat itu, di perjalanan saya kembali memikirkan maksud sang teteh tadi, dan akhirnya saya pun paham bahwa yang dimaksud adalah “baik” yang tidak lantas mengejar ataupun menilang pengendara motor yang tidak menggunakan helm. Padahal, dimana baiknya seorang polisi yang mendiamkan peluang kecelakaan dan regangan nyawa terjadi di depan matanya?

Dan kemudian, setibanya saya di rumah sakit, selepas saya mengambil barang yang tertinggal dan hendak kembali ke kosan. Datang sebuah mobil bak terbuka dengan tubuh yang terbujur kaku dan berlumuran darah di bak mobilnya, hanya satu yang terlihat bergerak dari tubuh itu, dadanya yang naik turun, bukan naik-turun karena nafas biasa, karena justru jelas terlihat bahwa naik-turun dadanya yang tidak biasa itu menandakan betapa suitnya sang korban bernafas, dirinya tak sadarkan diri, darahnya bergelimang dan menetes banyak sekali di sepanjang jalan depan Instalasi Gawat Darurat hingga ke ruang tindakan di dalam.

Bekerja di IGD rumah sakit, tak jarang saya lihat pasien yang tiba sebagai pasien kecelakaan adalah pengendara motor, atau korban yang ditabrak oleh pengendara motor. DI luar dari tak sedikitnya pula pengendara motor yang terlibat ternyata sedang dalam kondisi mabuk (dengan usia yang masih sangat belia : 16 hingga 18 tahun! Naudzubillaah...) yang jadi pusat pikiran saya adalah helm yang tak ada di lokasi kejadian. Banyak sekali korban kecelakaan tak mengenakan helmnya. Apakah karena alasan polisi Indonesia yang “baik” tadi?

Siang tadi saya kembali keluar menggunakan motor, dan mengamati pengendra-pengendara motor yang lain. Ternyata selain mereka yang keluar mengendari motor tanpa helm, banyak sekali pengendara motor berhelm yang tak mengaitkan kunci helmnya dan hanya sekedar menempelkan helmnya di kepala untuk kemudian dengan santai menjalankan motornya.

Lantas apa fungsi helmnya? Untuk menghindari tangkapan polisi?? Padahal, bukankah tujuannya adalah untuk melindungi tulang kepala dan otak yang ada di dalamnya dari benturan keras yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu dalam sebuah kecelakan yang kita tidak pernah tau kapan ia menyapa sang pengendara motor? Sedangkan sekedar “menempelkan” helm di kepala tentu saja akan dengan mudah menyebabkan helm tersebut terlepas ketika terjadi benturan keras, helm akan terlempar, dan peluang kepala akan terbentur dengan sangat keras adalah besar.

Lantas apa fungsi helm nya?

Ayah saya memesankan kepada saya untuk mengendarai dengan kecepatan 30-40 km /jam saja ketika melepaskan motor saya untuk saya gunakan di kota ini. Bahkan pagi tadi via telepon entah kenapa meskipun ayah mengulangi nasehat lain yang sama persis dengan nasehatnya di hari sebelumnya mengenai kehati-hatian untuk mengendarai sepeda motor saya ini, angka yang disebut mengalami perubahan, yang tadinya disebut 30-40 km/ jam tadi mendadak berubah jadi 20-30 km/jam saja. Haha entah karena lupa dengan angka yang disebut dalam nasehatnya sebelumnya, entah karena dirinya dihinggapi rasa khawatir akan diri saya sehingga ayah memang dengan sengaja meminta saya untuk mengurangi kecepatan normal saya untuk mengendarai motor.

Seorang dokter di rumah sakit mengatakan bahwa kecepatan saya mengendarai motor adalah kecepatan sebuah sepeda, haha, lucu sekali komentar ini, saya pun dibuatnya geli sekali mendengar komentar polos sang dokter. Tapi mau bagaimana lagi, seandainya saya bisa memilih, tak ingin saya meregang nyawa dan mengakhiri kontrak hidup saya di dunia dengan lumuran darah akibat kecelakaan.

Karena apabila kecelakaanlah yang menjadi penutup usia saya, ada dua hal yang menjadi pikiran saya.

Pertama, apabila saya meninggal ketika kecelakaan tanpa helm di kepala...tentu tak ada guna rasa takut pada pak polisi, karena seharusnya saya lebih takut pada Allah. Karena saya tidak tahu harus menjawab apa pada Allah apa alasan saya membunuh diri saya sendiri dengan berlalai-lalai menjaga amanah kehidupan yang Dia amanahkan pada saya karena enggan menggunakan helm.

Kedua, ketika terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan pendarahan pada diri saya, maka besar kemungkinan setiba di rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama...hijab yang saya kenakan akan dibuka untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut untuk memeriksa apakah ada luka fatal di kepala saya atau tidak.

Belum lagi dengan kemungkinan robek-robek di pakaian akibat kecelakaan kendaraan bermotor yang saya alami, tentu saja hal ini meningkatkan kemungkinan aurat saya akan terlihat oleh petugas kesehatan yang menangani saya maupun masyarakat lain yang kebetulan menolong saya, ataupun yang kebetulan melihat karena berada di lokasi kejadian.

Padahal lihatlah kisah seorang wanita Palestina yang ketika tidurnya tetap mengenakan hijab lengkap. Jawabannya ketika ditanyakan mengenai alasannya tersebut sungguh menggetarkan hati,

“Agar apabila roket-roket dan bom Israel menghancurkan rumah saya malam ini, saya siap menghadap Tuhan saya dengan keadaan aurat saya tetap terjaga."

Masyaa Allah...Allahu Akbar!!

Tentu saja saya tidak mempunyai kuasa untuk menentukan akhir hidup saya, tapi saya memiliki kesempatan untuk setidaknya berusaha semampu diri untuk menjaga diri saya sendiri agar tidak mengizinkan diri ini menutup usianya dengan lumuran darah yang bisa membuat saya menghadap Allah dalam keadaan tidak menjalankan perintahNYa : menutup aurat dengan baik.

Semoga Allah mengizinkan saya dan hamba-hambaNya yang lain untuk mengakhiri hidup dalam keadaan yang diridhoiNya.


@nestrinadezda

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, Desember 29, 2013

One Day One Juz--pilihan untuk selalu mengingatNya

Tiga puluh sembilan hari sudah aku melalui hari dengan tilawah minimal 1 juz sehari bersama sahabat ODOJ61. Pernah rutin harian terjalani hampir selalu berjalan dengan minimal 2 juz perhari (karena mengambil lelangan Juz yang ada), bahkan pernah sampai dalam satu hari bisa terbaca 4,5 juz, masyaa Allah...menyenangkan sekali rasanya.

Semakin membaca ayat-ayatNya...semakin aku sadar betapa aku belum memaknai seluruh kalimatNya, bahkan harakat dalam membaca panjang-pendek bacaan tilawah saja masih seringkali salah, belum lagi tajwid bacaan yang entah benar-entah tidak.

Merasa terberatkan untuk menyelesaikan 1 Juz targetan sendiri pun pernah, perasaan terlampau sibuk dan letih untuk tilawah pun ada. Tapi sungguh, ketika diri telah membiasakan paksaan kebaikan untuk menunaikan minimal 1 juz dalam sehari, lama kelamaan nikmat yang akan terasa di jiwa.

Rasa penasaran akan arti ayat-ayat al-qur'an yang dibaca berbuah pada catatan dan stabilo yang dibeli khusus untuk menandai ayat-ayat tertentu di al-qur'an terjemahan untuk kemudian disalin di notes kecil yang bisa dibaca ulang kapanpun kumau. Kemudian berlanjut ke belajar tafsir ataupun diskusi dengan yang lebih ahli untuk menjawab aneka pertanyaan yang muncul selama mempelajari ayatNya. Menyenangkan!

Keraguan akan bacaan kemudian berbuah juga pada keinginan untuk lebih mempelajari lagi bacaan, panjang-pendek, tajwid, hingga irama bacaan dengan mengikuti gaya bacaan qori ternama sekelas Mishary Rasheed Al Afasy ataupun Muhammad Thaha Al Junayd. Menyenangkan!

Pernah seorang teman berkata, "Nes, salah satu kebarakahan ilmu adalah ketika kita merasa ingin belajar lagi dan lagi karena merasa ilmu yang ada masih teramat sangat kurang".

Penuh dalam harap bahwa ini adalah salah satu bukti kebarakahan program One Day One Juz. Ketika hikmah yang ada lebih dapat kita tarik dan temukan daripada rintangan kesulitan yang menghadang. Temukan (dan nikmati) hikmahnya! Karena salah satu pembeda antara hambaNya yang beriman dengan mereka yang kafir adalah kemampuan mengambil hikmah atas segala apa yang ada di muka bumi, semoga kita termasuk salah satu dari ahli hikmah itu...(':

Dan tak perlu khawatir jikalau penat kembali menyapa di tengah kesibukkan yang ada, tak perlu malu dengan teman ketika kita yang biasanya paling bersemangat berODOJ kemudian menjadi tenggelam dalam kesibukan. Pun malu, malu lah pada Allah, karena kesibukkan itu kondisi, tapi meluangkan waktu adalah pilihan. Dan pilihan itu ada di tangan kita ketika kita memutuskan untuk menomorsatukan akhirat diatas dunia dan seisinya.

Pun rasa penat kembali menggoyahkan azzam, minta. Mintalah kepada Allah untuk dimampukan, mintalah kepada Allah agar dikuatkan, mintalah kepada Allah agar tak ada bosan dan jenuh pada surat cinta terbaikNya untuk hambaNya, pada al-qur'anul kariim. Minta. Karena tiada daya dan upaya selain karena Allah yang Mengkehendaki. Mintalah kepada Allah.

Sungguh, kesibukkan hanyalah kondisi, sedangkan meluangkan waktu adalah pilihan.

"Maka Ingatlah kepadaKu. Maka akupun akan ingat kepadamu. ..." (Al Baqarah 152)

Maka pilihlah untuk selalu ingat kepadaNya...(':


@nestrinadezda

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, Agustus 03, 2013

10 Pilar membangun karakter untuk membangun karakter dan kepribadian yang berakhlak mulia -catatan sharing ilmu

~Kajian dhuha pagi oleh ustadz DR. Ir Nana Rukmana, MA @Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, 28 Juli 2013~

10 Pilar membangun karakter untuk membangun karakter dan kepribadian yang berakhlak mulia :

PILAR PERTAMA : SYUKUR
--> Terkadang kita sering lupa dengan nikmat yang sifatnya non materi seperti nafas dan nikmat sehat, padahal nikmat Allah ini jumlahnya tak terhingga. Bukankah aneh kalau kita tidak bersyukur?
--> Tidak perlu mengingat-ingat tragedi atau masalah yang sudah terjadi. Airmata yang sudah menetes biarkan saja, jangan berlarut-larut, tapi menataplah ke masa depan, kita harus terus optimis akan kelanjutan hidup.

Kenapa harus bersyukur?
- Karena ia adalah pengakuan bentuk kelemahan kita sebagai makhluk
- Seabagai bukti ketaatan, dengan cara mensyukuri segala ujian yang diberikan oleh Allah dengan sebuah keyakinan bahwa segala ujian itu adalah sarana untuk meningkatkan iman dan derajat kita di mata Allah.
--> Sebagai tanda syukur akan nikmat Allah yang kita peroleh, maka kita bisa mendayagunakan kenikmatan itu di jalan Allah. Dengan cara menebarkan nikmat itu ke orang lain di sekeliling kita, maka akan banyak orang yang ikut menikmati kenimatan yang kita rasakan.
Contoh : Jika kita bersyukur dengan ilmu yang kita miliki...maka tebarkan nikmat ilmu itu (:!

PILAR KEDUA : SABAR
--> Sabar adalah mentaati perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Kenapa harus sabar? Karena godaan yang ada terlampau banyak, dan biasanya yang dilarang itu yang enak-enak, maka...bersabarlah!

Dan nikmat itu bukan sebatas materi, banyak yang kaya tapi hidupnya tidak tenteram.

-Hadits mengenai syukur dan sabar-

Syukur dan sabar harus dikolaborasikan, contoh : ada seorang suami-istri yang ketampanan dan kecantikkannya sangat bertolak belakang, sang suami sangat tidak tampan sedangkan sang istri sangan cantik.

Dalam sebuah acara silahturrahim, sang suami berkata, "Ma, melihat teman-teman perempuan papa di sini tidak ada yang secantik mama, papa merasa sangat beruntung karena bisa mendapatkan istri secantik mama"

Sang suami pun bersyukur.

Kemudian istrinya menjawab, "Pa, melihat teman-teman papa...mama juga merasakan yang demikian, karena banyak teman-teman papa yang jauh lebih tampan dari papa. Tapi mama bersabar mendapatkan suami seperti papa"

Maka sang istri pun melengkapi syukur sang suami dengan sabar nya (:

PILAR KETIGA : TAWADHU
--> Tawadhu adalah perasaan rendah hati.
--> Merasa tidak lebih baik, lebih pintar, ataupun lebih mulia dari orang lain.
--> Mau berinteraksi dan bersilahturrahiim dengan semua orang tanpa membedakan kedudukan, jabatan, suku, ras, bahkan agama sekalipun.
--> Mau menerima kebenaran dari siapapun, termasuk dari orang yang lebih rendah kedudukannya dari dirinya.
--> Mau menghargai sekecil apapun keberhasilan yang berhasil diraih oleh siapapun, tidak lantas meremehkan keberhasilan yang sifatnya sangat remeh.

*tidak ada yang kebetulan, semua adalah ketetapan Allah*

"5 secret you have to know before you die" (5 rahasia yang harus anda ketahui sebelum meninggal dunia)--> Buku
1. Jujur pada diri sendiri.
2. Yang lalu biarkanlah berlalu.
3. Jadilah cinta.
--> Tidak akan masuk syurga seseorang sebelum ia beriman dan tidak akan beriman seseorang ketika ia belum mencintai orang lain seperti ia mencintai dirinya sendiri. (Al hadits)
4. Jalani hidup dengan sepenuh hati.
--> Jangan pesimis.
--> Begitupun dalam berdo'a, jangan pernah berputus asa ketika do'a yang dipinta belum dikabulkan.
5. Berikan lebih banyak dari yang anda dapatkan.
--> Gunakan ilmu sedekah, karena balasan Allah itu berlipat ganda!

Sumber kebahagiaan :
¤ Istri atau suami.
--> Tugas mengerjakan pekerjaan rumah adalah tugasnya suami, termasuk mencuci piring, mencuci baju, menyapu, mengepel, dan lain sebagainya. Hanya saja tugas seorang istri itu adalah taat kepada suami, termasuk taat dan patuh ketika diminta suami untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
--> Suami akan berderajat tinggi di mata Allah ketika ia lembut kepada istri
¤ Anak.
--> Ketika kita memiliki anak yang maju, kaya dan terhormat, tapi kata-katanya menyakitkan orangtua...tentu kita tidak akan bahagia, bukan?
--> Karenanya didiklah anak sejak kecil agar kelak bisa menjadi insan yang sholeh dan sholeha dan bisa berbakti kepada kedua orangtua.
¤ Orangtua.
¤ Para sahabat.
--> Materi atau harta bukanlah sumber kebahagiaan, ada sebuah kisah nyata mengenai seorang laki-laki yang berjuang mengejar kekayaan semasa muda, namun ternyata pada akhirnya tidak ada seorangpun yang menjenguknya ketika tua di panti jompo. Jelas, ia tidak memperoleh kebahagiaan dengan harta melimpah miliknya.
--> Kesuksesanmu bukan tabunganmu, tapi dari banyaknya teman yang kamu punya untuk membuat hidupmu jadi. lebih baik.
***

(Kajian ini hanya sempat membahas 3 dari 10 pilar yang ada)
TAWAKAL--> PUNCAK DARI KESEPULUH PILAR.
-- > Insya Allah dengannya kita akan menjadi orang yang bahagia dunia dan akhirat.
==============
~Nestri~
Facebook : Nestri Nadezda
Twitter : @nestrinadezda
Website : http://nesutori.blogspot.com

[+/-] Selengkapnya...

Kajian dhuha 21 Juli 2013-catatan sharing ilmu

~Catatan sharing ilmu kajian dhuha pagi oleh Ustadz Subhan Bawazir @Masjid Agung Al-Azhar Jakarta, Ahad 21 Juli 2013~


Ada nya haus dan lapar saat Ramadhan justru harusnya membuat kita lebih bisa merasakan manis nya iman

¤ Hanya di bulan Ramadhan ada lailatul qadr
--> kami turunkan qur'an pada lailatul qadr, pada malam-malam ganjil, pada sepuluh hari terakhir (tidak disebutkan hari keberapa, maka siapa yang menyebutkan bahwa lailatul qadr adalah malam ke-17 atau ke-27 atau lain sebagainya maka ia mendahului ketetapan Allah)
--> pada malam ini diturunkan malaikat dan jibril, sekarang jibril sudah tidak turun lagi karena sudah tidak ada wahyu lagi, yang adalah malaikat rahmah
--> jibril berkata bahwa malaikat tidak akan masuk ke rumah yang ada lukisan nya, inilah salah satu hikmah kenapa itikaf itu di masjid

Salah satu cara orang gak mau berbuat kebaikan bisa jadi karena kita, padahal sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling beriman

Jagalah oleh kalian 10 hari terakhir, jika kalian lemah paling tidak jangan tinggalkan malam ke-27 (bukan berarti lailatul qadr ada di malam ke-27 tapi itu sinyal di akhir kemuliaannya)

Barangsiapa yang hendak mencarinya maka carilah pada 7 hari terakhir

Bagaimana mendapatkannya? Apakah harus itikaf?
--> Tidak, itikaf itu ibadahnya orang-orang sholeh, tapi itu sunnah, dan bukan wajib. Kalau wajib kasihan yang perempuan, jangan sampai yang perempuan meninggalkan kewajibannya di rumah hanya karena mengejar itikaf di mesjid
--> Yang gak mampu cari semampunya, kalau siang gak mampu, malam jangan sampai enggak

lailatul qadr itu paketnya Ramadhan,

Kebanyakan orang melakukan itikaf tapi tidak tidak melakukan itikaf, seharusnya itikaf dilakukan dengan melakukan tafakur

Bacaan ketika bertemu dengan lailatul qadr, bacalah "allaahumma innaka afuwwun tuhibbul afuwa faa'fuanni", artinya : "Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan, maka maafkanlah aku!”

Apa ciri lailatul qadr?
- Pagi harinya dari lailatul qadr, matahari terbit gak bersinar (mendung), seperti waktu dhuha, cerah, tidak hujan, tidak panas, tidak dingin, terbit seperti kemerahan (biasanya orang yang baik agamanya akan merasakan suasananya)

Hikmah itikaf :
- kebiasaan orang sholeh, karena tau puncaknya Ramadhan maka mereka akan takut kepada dunia sehingga butuh hijrah dan taqqarub kepada Allah

Syarat :
- di mesjid (bukan di mihrab, bukan pula di rumah-rumah. Walaupun ada perbedaan pada beberapa ulama dimana ada ulama yang mengatakan bahwa tidak ada itikaf kecuali di masjidil haram, nabawi, dan aqsa. Ulama lainnya menyamakan seluruh masjid asal tidak merubah fungsi mesjid)

Hal yang dilarang dan diperbolehkan :
- Boleh keluar apabila ada sebuah kewajiban lain
- Bercampur dengan istri (2: 187)
- Boleh mendirikan tenda di bagian belakang mesjid (untuk berlindung dari panas matahari--> kalau halaman mesjid nya luas)
- Tidur sebentar setelah zuhur
- Boleh melakukan kegiatan lain seperti ta'jil dan ifthor asal tidak mengganggu waktu sholat (jangan sampai waktu sholat jadi diundur karena ta'jil dan ifthor)
- Perempuan boleh itikaf selama tidak melanggar halangan dan tidak sedang haid, kalau haid dilarang itikaf

Hikmah :
- ketenangan jiwa dan kebahagiaan hati (2 kebahagiaan, pertama ketika menjelang berbuka, kedua ketika berjumpa dengan Allah karena puasanya)
--> salah satu waktu yang mustajab untuk berdo'a itu menjelang berbuka, saat matahari mulai terbenam, sekitar 10-15 menit sebelum adzan maghrib
- akan diberikan kecukupan dan solusi (mahraj) oleh Allah dalam semua segi kehidupan (yang puasa lebih tenang, yang kegemukan lebih ringan, yang susah lebih senang karena banyak yang gak makan seperti dirinya)
- terlindungi, karena puasa itu protektor
- mendapatkan keberkahan, diisalawati hanya dengan sahur
-----------

Pertanyaan-pertanyaan :

¤ Bagaimana jika memajang foto (bukan lukisan) di rumah?
--> Foto dan lukisan beda, lukisan dibuat (maka Allah melaknat pembuatnya)
--> Foto itu dicetak jadi tergantung niatnya, kalau foto ktp kan memang dibutuhkan

Patung bagaimana? Sekarang kan jenis nya banyak seperti boneka2
--> Lebih baik dihindari karena ada banyak jin di antara boneka, hati2 juga pada junkfood dan makanan2 anak yang bergambar

¤ Bagaimana makan yang baik?
--> Makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan
--> hanya sekali makan pun kita akan tetap hidup kok
--> kalau hidup untuk makan, maka kita akan capek, karena mengunyah terus, dan tidak ada puasnya

¤ Tidur saat puasa, bagaimana?
--> alasannya karena apa dulu? Kalau karena sakit supaya puasanya gak batal silahkan, yang gak boleh itu...kalau tidur nya buat nunggu buka

¤ Bagaimana cara bayar puasa yang dulu dibatalkan karena gak kuat? Apakah boleh diganti dengan fidyah saja?
--> Tidak, puasa dibayar dengan puasa

¤ Apakah ada tuntunan merayakan nuzulul quran?
--> Tanya pada yang melakukan, ada gak contohnya? Karena apabila itu baik maka rasulullah akan mengajarkannya (kalau gak punya dalil nya jangan berdebat, itu nama nya debat kusir)


¤ Zakat fitrah apakah boleh diterima oleh amil?
--> Zakat fitrah berbeda dengan zakat biasa yang penerima nya ada 8 golongan, zakat fitrah khusus untuk orang miskin yang tidak mampu

¤ Kapann masuk dan keluar ketika itikaf?
--> Ketika 10 hari terakhir, keluar itikaf ketika hari terbitnya fajar pada malam ke-29, ada yang bilang ketika selesai malam itikaf

¤ Apakah untuk menjmput lailatul qadr harus dengan itikaf?
--> Tidak, bisa duduk, tidur. Hanya saja itikaf itu kebiasaan orang sholeh dan tempatnya di mesjid

¤ Apa boleh habis tarawih, witir, tahajud lagi?
--> Rasulullah tidak mencontohkan, biasanya Rasulullah habis tarawih tidur, kecuali kalau menganggap tarawih adalah tahajjud yang bertahap dan dipisah2 rakaatnya, boleh saja, hanya saja Rasulullah sudah mengajarkan hal yang mudah untuk kita lakukan

¤ Menggunakan gigi palsu, softlense, operasi plastik bagaimana?
--> boleh, tergantung niatnya

¤ Itikaf dalam keadaan haid tidak boleh, karena tidak boleh berlama-lama di mesjid, kecuali sekedar lewat

¤ Tidak itikaf tidak membuat puasa kita menjadi tidak afdhol, karena itikaf itu sunnah, yang membuat Allah mencintai kita (:
==============
~Nestri~
Facebook : Nestri Nadezda
Twitter : @nestrinadezda
Website : http://nesutori.blogspot.com

[+/-] Selengkapnya...