Add This...^^d!!

RSS

Kamis, September 30, 2010

CELOTEH DI USIA BARU

Rabu-Kamis, tengah malam, 29-30 September 2010

Kemarin pagi saya bermimpi, mimpi indah, sekaligus mimpi buruk. Indah karena dalam mimpi itu saya akhirnya pergi ke Garut, kembali mengunjungi adik-adik kecil yang sangat saya sayang di tempat KKNM (kuliah Kerja Nyata Mahasiswa) dulu. Buruk karena di tengah-tengah mimpi itu saya menyadari kalau itu hanyalah mimpi, sayapun menangis.



Kenapa cuma mimpi?

Kenapa?


Bangun dari tidurpun ingin sekali rasanya melanjutkan tangis di dalam mimpi, tapi yang lebih menyakitkan adalah ternyata airmata itu tak bisa keluar, entah kenapa.

Sekarangpun kalau mengingat mimpi itu lagi saya akan kembali dilanda sedih yang mendalam. Dalam mimpi itu saya dipeluk oleh seorang adik dari belakang, ia adalah Juang, adik yang paling sulit saya hubungi ketika saya sudah pulang dari sana.

Juang ditinggal ibunya yang menjadi tenaga kerja di Saudi Arabia, ayahnya masih ada meski telah bercerai dengan ibunya. Ia lebih sering menghabiskan waktu bersama neneknya, seorang nenek yang sangat luar biasa—bahkan saya sulit menggambarkan ke-luarbiasa-an nenek ini. Sang nenek sering kali menitikkan air mata ketika bercerita mengenai nasib Juang—cucu satu-satunya, meski tak jarang pula kemilau matanya digantikan oleh binar yang sangat indah tatkala beliau bercerita tentang kelebihan Juang.

Saya iri sebenarnya, mengingat saya sudah tidak mempunyai nenek. Tapi rasa bangga sesungguhnya jauh lebih besar mengalahkan kilasan iri yang muncul dan mengisi ruang hati, saya bangga bisa mengenal nenek yang luar biasa ini!!

Dalam mimpi, Juang memeluk saya dengan sangat erat, seolah tidak ingin saya tinggalkan lagi. Begitupun adik-adik yang lain, mereka mengeluh dengan jujurnya, “teteh…kenapa baru datenggggg??”

Sedih sekali saya dibuatnya. Karena bahkan saya belum datang ke sana lagi sampai sekarang. Itu hanyalah mimpi. Mimpi yang terlihat begitu nyata.

Kapan saya bisa kembali ke sana?


Padahal saya masih harus menunda rencana saya untuk mengunjungi mereka meski hanya untuk memastikan di mana surat yang telah lebih dari sebulan saya kirim namun masih belum sampai ke sana.

Ya, saya harus kembali menunda rencana yang tadinya sudah sangat matang: pergi ke Garut minggu ini juga.

Tapi saya kembali harus menundanya. Masih ada masalah lain yang harus saya selesaikan di sini.

Lantas kapan? Kapan saya bisa ke sana dalam waktu dekat?


Sedih sekali rasanya tiap membaca pesan dari adik-adik di sana yang menanyakan mengapa surat kiriman saya tak kunjung sampai.

Kapan saya bisa kembali ke sana? Kapan saya bisa segera ke sana dan membantu menemukan surat yang sangat mereka nantikan??

Ya, kemarin perasaan saya sungguh melankolis, penuh dengan sesal dalam diri, penuh dengan pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban yang tak pasti. Ditambah lagi beberapa masalah yang datang bersamaan dan sangat menyayat hati, ingin sekali diri ini menangis.

feel so sad, mau nangis boleh ya Allah? boleh ya?? saya tau kok ini adalah salah satu ujian cintaMu, tapi gak papa yaaa nangis dikiiiiiiitt ajaaa...??

Fyuhh..

Akhirnya meski saya adalah tipe yang tidak suka keluar rumah ketika sedang sedih, saya membulatkan tekad untuk datang ke tempat les tempat saya mengajar yang hanya setengah jam dari kampus. Ingin sekali diri ini melihat senyum dan canda adik-adik di tempat les.

Saya tahu mereka bukanlah adik-adik yang hadir dalam mimpi saya. Namun mereka memiliki kesamaan yang sangat kental dengan adik-adik saya di Garut: senyum yang membangkitkan semangat.

Sebagaimana adik-adik di Garut yang mampu membuat saya melupakan lemasnya tubuh setelah beberapa jam sebelumnya saya terserang demam hingga 39,8⁰ C. Adik-adik di tempat les selalu mampu membuat saya lupa dengan masalah yang membebani diri.

Ya Allah, di awal usiaku yang baru, semakin bulat tekadku untuk melakukan sesuatu untuk mereka, meski mungkin baru dapat terlaksana 15-20 tahun ke depan…kumohon ridhoilah jalan yang akan mulai kutempuh ini, jalan cintaku pada para adik, dan jadikanlah pula jalanku ini sebagai perantara cintaMu pada adik-adik yang luar biasa ini

pasti akan kuwujudkan!! that's not just manifest in my life in a dream form...yeah, i can do it, and i'll do it..(:!!

Adik-adik, teteh sayanggggg sekali dengan kaliannn, teteh sayang kalian karena Allah..(‘:!!

Dan teteh tidak akan pernah berhenti menyayangi kalian, insyaAllah…

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, September 07, 2010

Saya dan adik-adik itu..

5 Agustus 2010

Hari ini (dan sebenarnya sejak beberapa hari sejak saya pulang dari tempat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) di Dusun Cibaregbeg, Desa Karyamukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut) saya merasa sangat rindu dengan adik-adik kecil di sana

Bagaimana tidak? Nyaris setiap hari sejak kepulangan saya dari sana, handphone saya sering sekali berbunyi menandakan adanya sms yang masuk

Berikut adalah sms yang masih tersimpan di handphone saya (hanya sedikit, karena memori handphone saya hanya sanggup menyimpan paling banyak 60 pesan saja, jadi terpaksa beberapa sms yang lain saya hapus)



Mulai dari hari ketika saya pulang (bahkan bis saya masih sangat jauh dari dibilang sudah mau sampai..:D)

30 Agustus 2010

“Kapan 2 kesini lagi, di cibare9be9 nya kalau nanti 1 thn yaaa… . jgn lupa foto nya”, tulis sidqy, adik kelas 5 SD Karyamukti I—sekaligus tetangga
sebelah rumah saya ketika di sana—dalam pesannya yang mengingatkan saya juga mengenai foto yang ingin saya kirim lewat surat


“Belum, aku juga sudah sholat ka nestri udah belum kalau tidak sholat nanti saya pukul”, kalau yang ini Yudi, adik kelas 6 SD Karyamukti II membalas sms saya yang menanyakan apakah ia sudah sholat..(:


“aslmkm k dh spi, k pajar td plg sklh mrasa khlgan kk,? Mls makn k jgn lpa pajar ya k maksh spi ktmu d lain ksptn”, kali ini Fajar, adik kelas 5 SD Karyamukti I



Satu hari semenjak kepulangan saya dari sana..

31 Agustus 2010

“Ka nestri aku mau men dengar suara kanestri lagi )-:”, Yudi lagi kali ini

Padahal baru satu hari gak ketemu!! Selain itu, smiley yang digunakan adik kecil yang ini adalah smiley khas saya, yaitu smiley terbalik dari yang biasa digunakan orang-orang lain, saya tidak menyangka adik ini mengingat smiley yang biasa saya gunakan..(“:



Keesokan harinya..

1 Agustus 2010

“Uni nestri ini sidki, aku kangeeeeee…….,nnnn.” Saya juga tak menyangka sidqy akan memanggil saya dengan sebutan ‘uni’, ternyata dia masih mengingat cerita saya mengenai panggilan saya di rumah..(:


3 Agustus 2010


“th ni ma sendi,, th gmna sma kbr nya,,th sendi kangen sma te2hm..” Sms kali ini benar-benar mengagetkan saya, karena setahu saya hanya ada satu adik yang bernama Sendi di sana, yaitu Sendi
kelas 4 SD Karyamukti I (kalau yang bernama ‘Sandi ‘ada banyak). Tapi Sendi yang saya kenal tidak bisa membaca! Lantas bagaimana mungkin ia bisa menulis? Bahkan menulis pesan di handphone yang tentu tingkat kesulitannya lebih tinggi??


Segera saja saya pastikan dengan menelepon balik ke nomor itu, ternyata dia benar Sendi yang saya maksud, Sendi minta tolong kakaknya untuk mengirim pesan kepada saya via sms, wah terharu sekali saya dibuatnya. Bahkan di telepon, Sendi yang susahnya luar biasa jika disuruh belajar membaca ini, dengan mudahnya berjanji pada saya bahwa dia akan belajar membaca dengan rajin, mengingat saya menjanjikan akan bermain lagi ke sana jika liburan panjang kuliah datang lagi tahun depan^^

Ya, Sendi berjanji bahwa tahun depan ketika saya main ke sana ia sudah bisa membaca. Subhanallah, sebuah janji yang sangat manis..(‘:


4 Agustus 2010


“Teh gimana kalau gadikirim ke aku teh aku nangis kalaunga gikirimin keaku”, kata Febi, ketua kelas 4 SD Karyamukti II, mengadu tentang kemungkinan tidak sampainya surat yang saya kirim ke sana. Padahal saat itu saya masih belum menyelesaikan surat-surat dan foto-foto yang ingin saya kirim


8 Agustus 2010

“Teh nelepon ke IYANG”, tulis iyang, kelas 4 SD Karyamukti I, semena-mena

Tapi saat itu saya sedang di tengah-tengah persiapan acara keluarga di Jakarta, bagaimana mungkin saya menelepon iyang dan meninggalkan pekerjaan di sana (meski hanya sekedar membantu-bantu persiapan acara)?

Akhirnya untuk sementara pesan itu saya abaikan dahulu


Tak lama handphone saya berbunyi menandakan ada panggilan masuk—dari iyang

Duh, kalau untuk membalas sms saja saya sedang cukup sibuk, apalagi mengangkat telepon?


“Teh kenapa tadi ga di angkat”, terpaksa saya balas dengan mengatakan sedang ada acara keluarga di tempat saya


Tak lama kemudian..

“Teh udah pulang keluarga teteh belum”, tentu saja saya jawab belum, karena acara bahkan belum dimulai, masih dalam persiapan acara, dan saya masih sibuk, menyapu, mempersiapkan makanan, minuman, meja, piring-piring, gelas, wah banyak sekali yang harus dikerjakan


Lagi, tak lama..

“Teh udah pulang belum”, wah adik yang satu ini...-_-a


Sebenarnya adik-adik yang lainpun begitu, 5 menit saja tak segera saya balas…mereka akan segera mengirim sms kedua, “TEH KENAPA GAK DIBALAS?”, benar-benar khas anak-anak, tidak sabaran..:D


Akhirnya saya merayu iyang untuk ngobrol via sms saja,tapi…

“Ga mau SMSan mauny nelepon”

gyaaaa….

Haha, mereka memang banyak menuntut, tapi itulah lucunya mereka…(:


9 Agustus 2010


“Teh kenapa gak di ankat”, kali ini Nabil yang mengirim pesan di handphone saya, saya lupa saya sedang melakukan apa saat itu hingga tidak bisa mengangkat telepon dari adik kecil ini

“Teh gak nyampe nyampe topinya”, adu Nabil di sms berikutnya. Saya memang menjanjikan akan memberikan topi untuk nabil. Karena waktu itu, beberapa hari terakhir menuju kepulangan saya dari sana, nabil tak muncul di rumah tempat saya tinggal (sedangkan adik-adik yang lain tak pernah sepi dari rumah). Dan akhirnya sehari setibanya saya di kosan saya, Jatinangor, saya menelepon handphone nabil, dan karena nabil sedang tidak ada, akhirnya saya mengobrol dengan ibu nabil (karena ternyata itu memang handphone ibunya nabil..:D ). Sang ibupun bercerita bahwa pada hari kepulangan saya, nabil sedang sakit dan sudah beberapa hari tidak masuk sekolah, nabil juga menangis karena tidak diperbolehkan orangtuanya untuk bermain dan mengantarkan kepulangan saya.


Itulah mengapa saya akhirnya menjanjikan akan mengirim topi saya untuk adik yang sangat saya sayang ini^^ (Nabil bilang dia juga mau topi seperti yang dipakai anak-anak lain yang diberikan oleh akang-teteh KKNM lainnya. Dan karena topi KKNM saya sendiri telah saya berikan ke Juang—adik
kelas 4 SD Karyamukti I—sayapun menawarkan topi lain yang saya dapatkan ketika menjadi panitia OSPEK di fakultas dulu, untunglah nabil tetap mau menerimanya^^)


10 Agustus 2010

“Teh lagi ngapain:-P”, tulis iyang dalam pesannya. Karena sedang tidak sibuk dan masih pagi (dan nomor iyang indosat sama seperti saya), saya pun menelepon iyang dan mengobrol cukup lama (mumpung murah..:D)


“Teh apa kbr surat nya blm iki terima waktu teh nestri krm pake almt mana rmh apa sekolah.”, kali ini giliran sidqy yang menanyakan surat, kemana para petugas pos ya?


11 Agustus 2010, hari pertama puasa

“Teh nestri selamat ber puasa udah saur blm”, tulis sidqy lagi menyapa saya dini hari di waktu sahur. Ah, mesra sekali..(:


“Teh sekarang neleponny”, kali ini iyang (lagi) yang meminta ditelepon (meski saya sudah bilang akan menelepon adik yang satu ini beberapa jam lagi). Baiklah, saya pun mengobrol lagi dengan iyang ditelepon (dan juga adik-adik lain yang sedang berada di dekat iyang saat itu^^)

Telepon pun terputus karena…entahlah, terputus pokoknya..:D, dan iyang mengirim satu pesan: “iyang kasian sama teteh habis pulsa”, saya tertawa, ternyata iyang bisa merasa kasian juga pada saya, meski ia lebih sering memaksa saya untuk meneleponnya..d;


“Kata derahma udah ada di sidki ngaakan dikeakuin”, pesan ini dari Febi, masih membahas surat yang belum sampai-sampai. Kenapa ada adik yang menuduh sidqy seperti itu? Padahal sidqy juga sedang sedih karena suratnya tak sampai-sampai..):


12 Agustus 2010, hari kedua puasa

“Ka ada gempa ke sana tadi jam 2 malam”, sms Fajar ini membuat jantung saya mendadak sakit sekali, kaget saya dibuatnya. Jadi ternyata ada gempa yang cukup besar menimpa desa ini (bahkan ada teman saya yang mengatakan kalau ternyata gempanya mencapai 5-koma-sekian ritcher). Namun Alhamdulillah Allah melindungi warga di sana karena tidak sampai menjatuhkan korban jiwa, bangunan pun sepertinya tak mengalami kerusakan berarti..(‘:


14 Agustus 2010

“Kainimamkangn”, tulis Imam setelah sebelumnya menelepon saya dan mengatakan hal yang serupa (Ketika menerima telepon waktu itu saya benar-benar tak percaya bahwa yang menelepon adalah Imam, ketua kelas 4 SD Karyamukti I. Karena Imam adalah adik yang sangat pendiam dan pemalu, meski sebenarnya saya sering menangkap senyum tipisnya ketika saya sedang menggodanya dan mengajak ia bermain. Namun sebaliknya, tak jarang imam justru kabur ketika melihat saya datang menghampirinya..-_-a)


19 Agustus 2010

“Kenapa mikirin Iyang”, tanya iyang di sms, menanggapi sms jawaban saya yang jail bilang ke iyang kalau saya sedang mikirin iyang. Habis iyang selalu mengirim sms yang sama untuk mengawali pembicaraan, dengan format tulisan yang sama: “Teh lagi ngapain” (Kumat deh iseng saya..:D)


23 Agustus 2010

“Baik ka aku pasti semangat kalau ada kaka aku itu kangen banget sama kaka aku selalu memimpikan kaka”, kali ini saya lupa siapa yang mengirim pesan ini (karena adik ini mengirim pesan menggunakan nomor yang asing di handphone saya, dan menurut sang adik nomor ini adalah nomor handphone teman dari kakaknya si adik^^). Sms yang sangat manis, padahal saya hanya mencoba memberi semangat pada adik ini untuk mengerjakan PR matematika yang kata si adik susah sekali untuk dikerjakan..(:


27 Agustus 2010


“Teh lagi ngapain teteh saum gak he…he…he”, goda nabil dalam pesannya (mengingat paginya ketika nabil mengirim sms pada saya, ternyata saya telah melewatkan waktu sahur karena baru terbangun ketika azan subuh sudah berkumandang)

“Teh disini gak ada yang namaya kurnia nabil terus memikirkannya”, tulis nabil lagi di sms berikutnya. Nabil sungguh ingin segera mendapatkan topi yang saya kirim, namun entah mengapa paket surat yang saya kirim tak pernah sampai ke sana.

Akhirnya setelah menanyakan pada kantor pos di Jatinangor mengenai keberadaan surat saya, saya mendapatkan nama ‘Kurnia’ yang dikatakan oleh pihak pos telah menjadi perwakilan penerima surat dari saya sejak tanggal 12 Agustus 2010 (itu kan sudah berminggu-minggu yang lalu, kenapa belum disampaikan pada adik-adik..>.

“Nabil juga mikirin teteh terus”, tulis nabil di sms ketiga, padahal sebelumnya saya menulis bahwa saya juga mikirin surat yang gak sampai terus, jadi agaknya nabil kurang nyambung di sini, tapi toh smsnya tetap membuat saya tersipu malu..(“:


(masih 27 Agustus 2010), malam hari

“Teh taraweh gak kalau nabil mah nungguin baji nabil kangen sama teh nestri”, tulis nabil lagi dalam sms. Wah bingung saya, saya kan biasa taraweh sendiri di kosan, jam 2 pagi pula, tadi apa? Baji? Siapa baji? Saya gak pernah dengar ada anak kecil yang namanya baji di sana..-_-a. Dalam sms balasanpun, saya menambahkan pertanyaan apakah saya boleh main lagi ke sana (berhubung nabil sering sekali mengatakan kangen pada saya..:D)


“Boleh kesini lagi teh tapi harus lama disininya 3 minggu teh baji itu kakeknya nabil masa taraweh jam 2 malam ha…ha…ha… Keburu imsak teh kemarin nabil mimpi jadi adiknya teteh cantik sekali teh nestri nya”, mesra sekali adik saya yang satu ini, berkali-kali saya dibuatnya tersipu malu..(“: (Meski dalam hati ada pertanyaan yang terbesit dalam pikiran saya dan membuat saya geli sendiri karenanya, “Kalau saya ‘ganteng’, saya dipanggilnya bukan ‘teteh’ dong..:D??”)



28 Agustus 2010

“Teh sahur…sahur jangan tidur lagi harus sahur ya teh nabil tau nama kurnia”, tulis nabil dalam pesannya di waktu sahur. Dengan semangat saya segera menanyakan siapa kurnia yang nabil tahu itu

“Kurnia yang di kecamatan yang kerja di satpol pp? Sama apa teteh makanya jangan lupa makan promah, nabil mh makannya sama sayur sop, ayam, telurkeju” . Baik sekali adik saya ini..(:


Tapia pa tadi? Petugas kecamatan!

Masuk akal sekali! Akhirnya saya mendapatkan sebuah titik terang saat itu. Berhari-hari setelah itu saya menghubungi sana-sini demi mendapatkan kepastian mengenai keberadaan orang bernama kurnia, dan tentu saja, keberadaan paket surat dari saya.

Akhirnya ada harapan! Ternyata benar adanya surat-surat memang biasa diterima oleh Kurnia, petugas kecamatan. Namun harapan itu pupus ketika ternyata surat dari saya tidak bisa ditemukan. Apa mungkin masih belum berada di tangan Kurnia ini? Ah, tak mungkin, kalau bukan di tangan Kurnia…lantas darimana pihak pos Jatinangor bisa menyebutkan nama yang benar—Kurnia?

Muncul kembali harapan baru ketika ternyata saya mengetahui bahwa yang dicari di sana di tempat pak Kurnia adalah ‘surat’ dari saya, padahal yang saya kirim adalah ‘paket berisi surat’, dan tentu saja ‘surat’ dari saya tidak pernah ada, karena surat itu ada di dalam kotak yang saya kirimkan dalam bentuk paket. Akhirnya pencarian dimulai kembali. Tapi entah kenapa hasilnya masih nihil…):


Sedih sekali saya mendengar kabar dari para orangtua bahwa adik-adik merasa kecewa karena harus pulang tanpa menerima surat dari saya. Ya Allah, saya sungguh tidak tahu ada di mana surat saya saat ini. Namun, saya telah banyak merepotkan warga di sana sekaligus mengecewakan adik-adik karena tindakan saya ini.

Semoga surat saya itu dapat segera sampai di tangan mereka../-_-\!! Karena jika tidak, saya harus segera bergerak, saya tidak boleh membiarkan adik-adik saya yang luar biasa ini semakin sedih karenanya. Saya akan berangkat ke dusun Cibaregbeg kembali demi memperjuangkan hak adik-adik yang tertunda karena kecerobohan saya ini

insyaAllah...






[+/-] Selengkapnya...