Ketika masalah tiba, tak jarang kita mengeluarkannya dalam bentuk
keluhan. Bahkan tak jarang kita membela diri dan merasa tidak mengeluh, dengan
alasan hanya sekedar bercerita atau berbagi kisah. Padahal Rasulullah mendidik
kita untuk tidak mengeluh, sebagaimana sabdanya, “Ada tiga pusaka kebajikan, merahasiakan musibah, merahasiakan sedekah,
dan merahasiakan keluhan”. Kenapa? Karena merahasiakan keluhan akan
mendatangkan kebaikan, kebaikan bagi kita, kebaikan bagi orang sekitar, insya
Allah. Jadi jangan mengeluhkan masalah kita, apapun masalahnya, bagaimanapun
bentuk keluhannya.
Tidak boleh dikeluhkan tapi harus diselesaikan, tapi bagaimanaaa?
Padahal masalah yang menimpa sangat berat dirasa, hingga pikiran pun
terasa keruh hingga tak jarang menutupi jalan keluar, seolah memang jalan keluar
dari masalah yang dihadapi memang tak ada, dan takkan pernah ada. Lantas bagaimana?
Ingat
kalau masalah yang Allah berikan pasti dalam batas kesanggupan kita untuk menyelesaikannya,
kalau terasa susah mah wajar, karena
perjuangan menuju syurga memang tidak mungkin semudah terjerumus ke neraka toh? Tapi jangan lantas dengan “susahnya” itu kita
justru melarikan diri dari masalah, karena jalan keluarnya ada, Allah yang
menjamin bahwa tidak akan seorang hamba dibebani masalah di luar
kesanggupannya. Sedangkan janji Allah
itu pasti, jauh lebih pasti dari matahari yang akan terbit esok hari.
Karenanya,
ketika pikiran terkeruhkan oleh masalah, bersihkan keruhnya! Jernihkan hati. Tenangkan
jiwa. Caranya? Dalam surat cinta Allah di surat Ar Rad ayat 28 Allah telah
mengajarkan bagaimana cara kita untuk menenangkan segala kemelut yang terasa: Dengan
mengingat Allah!
“...ingatlah hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenteram”. Jadi, cerdaslah kita yang ketika
masalah datang kita bersyukur dengan mengingat bahwa masalah adalah bukti dari
cintaNya, maka ucapkan : Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah. Jadi, cerdaslah kita yang ketika masalah datang kita
senantiasa mengingat dengan menyenandungkan asmaNya untuk membersihkan jiwa,
menjauhi diri dari kecenderungan untuk mengeluh.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya
Malik, Ya Quddus, Ya salaam, Ya Mukmin, Ya Muhaimin, Ya Aziz, Ya Jabbar, Ya
Mutakabbir, Ya Khaaliq, Ya Baari, Yaa Musawwir, Ya Ghaffar, Ya Qahhar, Ya
Wahhab, Ya Razzaq, Ya Fattah, Yaa ‘Alim, Ya Qaabidh, Yaa Baasith, Yaa Khaafidh,
Yaa Rafi’, teruuuuus hingga tersebut kesembilan puluh sembilan nama indahNya.
Ulangi lagi, lagi, dan lagi. Ulangi tiap hati terasa gundah, karena dengan
mengingat Allah dengan keMahaKuasaanNya maka hati yang bergemuruh sekalipun
akan tenang dengan sebenar-benarnya ketenangan, insya Allah.
Dan
ketika hati telah terlepas dari kemelutnya, pikiran pun akan terlepas dari
keruhnya. Sehingga pintu jalan keluar dari masalah pun akan berbaik hati
memperlihatkan rupanya dari jalan yang tak pernah kita sangka sebelumnya.
Try and prove it by yourself (:!
Karena teori selamanya hanya teori sampai ada yang mempraktekkannya, maka...yuk^^!