Senin, September 19, 2011
Adik kecil, siapa namamu?
Kamis, Mei 12, 2011
mimpi yang anggun
~Amada bradley~
Minggu, Februari 13, 2011
Nadezda Act, cahaya impian para adik (an open recruitment for all of you^^)
Semua anak yang kutemui
Sangatlah cantik.
Anak-anak yang tertawa, anak-anak yang jail,
Anak-anak perempuan kecil yang menggendong bayi di punggung,
Anak laki-laki yang memamerkan kemampuan bersalto,
Anak-anak yang bernyanyi bersamaku,
Anak-anak yang mengikutiku kemana-mana
Aku bertemu segala macam anak
Juga anak-anak yang orangtua serta saudara-saudaranya
dibunuh di depan mata mereka
Anak-anak yang kaki dan tangannya dipotong oleh tentara gerilya,
Anak-anak perempuan yang orangtuanya hilang,
meninggalkan mereka bersama adik bayi yang harus dirawat.
Anak-anak lelaki yang bersedih karena teman-teman,
juga binatang peliharaan mereka mati akibat kelaparan.
Anak-anak yang rumah dan sekolahnya hancur.
Yatim piatu,
Yang digiring dari satu kamp ke kamp lain.
Anak-anak yang bekerja sebagai pelacur untuk menyokong keluarga.
Namun,
Bahkan dalam situasi semengerikan itu,
Mereka berkata tidak satu anakpun memilih bunuh diri.
TIDAK SATUPUN, di kamp pengungsi manapun,
Meskipun mereka tidak memiliki masa depan dan harapan.
Aku menanyakan hal ini kemanapun aku pergi.
"Tidakkah anak-anak ini bunuh diri?"
"Tidak, tidak satupun"
Dan aku menangis.
Saat aku melihat bayi-bayi yang kurus hampir seperti tengkorak hidup,
berjalan lewat dengan sekuat tenaga dan keinginan,
Aku menangis.
Aku ingin berteriak keras-keras,
"Di Jepang, anak-anak bunuh diri!"
Apakah ada yang lebih menyedihkan?
APAKAH ARTI KEMAKMURAN? APA ITU KELIMPAHAN?
Setelah bertemu berbagai macam anak,
Aku ingin mengatakan hal pada anak-anak Jepang:
Jika kalian sedih melihat anak-anak di negara berkembang,
yang kalian temukan di buku ini,
Dan ingin membantu mereka,
Katakan sekarang kepada teman yang duduk di sebelahmu,
"Mari berdamai. Mari bergandengan tangan dan menjalani hidup bersama."
Di sekolah dasarku--sekolah Totto-chan--ada beberapa murid yang cacat.
Sahabatku adalah anak laki-laki penderita polio.
Tapi tak sekalipun kepala sekolah berkata,
"Bersikap baiklah pada anak-anak itu," atau "Bantulah mereka."
Yang selalu ia katakan adalah,
"Semua orang sama. Marilah kita semua bersahabat."
Hanya itu.
Jadi kami melakukan segala hal bersama-sama.
Setiap orang butuh sahabat, teman untuk tertawa.
Anak-anak yang kelaparanpun ingin jadi temanmu.
Itulah yang ingin kusampaikan padamu
_Tetsuko Kuroyanagi dalam bukunya "Totto-chan's children, a goodwill journey to the children of the world"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nadezda Act
Nadezda means "hope" in Cekoslovakian, so just try not to smile so happily when you hear that because you imagine myself..:D--> Nestri Nadezda (actually Nadezda isn't my last name, I just have Nestri in first name and nothing then)
Ya, Nadezda berarti harapan, kenapa harus harapan?? Karena "hidup tanpa harapan bagai kematian yang datang lebih awal!!".
Padahal selalu ada harapan dalam kondisi tersulit sekalipun!
Ia selalu ada, hanya saja kitalah yang membuatnya menjadi tidak ada, kita percaya bahwa "ini" tidak mungkin, kita percaya bahwa "itu" tidak akan bisa terwujud, maka kitalah yang menyembunyikan harapan itu! Kitalah yang tidak mampu melihat cahaya harapan dalam diri, padahal cahaya itu hanya tertutup oleh selembar kain tipis bernama "TIDAK PERCAYA"
Harapan itu ada! Pasti ada! Karenanya PERCAYALAH bahwa ia ada!! Singkirkan kain ketidakpercayaan itu! Singkirkan dan buktikan bahwa ia memang ada!
Karena sebaliknya, ketika kita tidak mempercayai keberadaannya, maka sekuat apapun kita berusaha, cahaya harapan itu tidak akan bisa kita lihat, tertutup kain ketidakpercayaan, menunggu untuk kita temukan
Padahal selalu ada harapan dalam kondisi tersulit sekalipun!
Karena sungguh, tidak seperti lilin-lilin yang lain yang bisa padam dengan mudahnya, lilin harapan tidak akan pernah padam, ia akan tetap menyala dalam cahaya yang sangat kecil sekalipun, karenanya...temukanlah ia! Temukan cahaya itu dalam keruhnya masalah yang ada. Sibak kain ketidakpercayaan itu dan temukanlah ia!
Temukan ia dan perbesar cahayanya! Hingga cahaya dari lilin harapan yang semakin membara itu mampu menyalakan kembali cahaya pada lilin-lilin sebelahnya dan sebelahnya, dan sebelahnya, daaaaaaaaaan sebelahnya..
Hingga akhirnya semua cahaya kehidupan dalam diri kita akan bersinar dengan indahnya..(:
--------------------
Nadezda act adalah nama sementara, fleksibel, masih bisa diganti, hanya saja I'm not creative enough to make the new one..:D
Nadezda Act adalah kegiatan kemanusiaan yang bergerak dalam bidang pendidikan pada anak-anak Indonesia. Not just an ordinary education of course, because "every child is special" (if I can use the word from "Taree Zameen Par", a great film by Aamir Khan..:D). Ya, setiap anak itu spesial, dan Nadezda Act adalah gerakan yang membangkitkan keistimewaan itu, menguatkan mental mereka yang mudah menyerah pada masa depan, dan turut bermimpi bersama para malaikat kecil itu. Bermimpi dan membuktikan pada dunia bahwa mimpi itu akan terwujud!
Apa yang saya inginkan dengan Nadezda Act?
Saya ingin membawa harapan bagi banyak orang: para adik, orangtua para adik, dan orang-orang yang lain. SABAR dan SYUKUR ingin sekali saya tanamkan pada mereka agar mereka bisa menjalani hidup dengan senyuman terindah, sebuah senyuman yang akan membuktikan bahwa DUNIA BELUM MATI..(:!!
Saya ingin melakukan sesuatu untuk para adik Indonesia, menggunakan humor untuk menyembuhkan penyakit dan penderitaan mereka
Gak akan ada gelar, gak ada bos
Orang-orang akan berdatangan dari seluruh dunia untuk memenuhi impian mereka membantu anak-anak, mereka akan menjadi komunitas di mana kegembiraan adalah cara hidup, belajar adalah tujuan tertinggi, dan cinta adalah tujuan utama..(: (sebagaimana yang dikatakan Hunter "Patch" Adam ketika ingin membangun rumah sakit gratisnya yang terkenal)
Kegiatan paling terdekat
Tentu teman-teman sepakat bahwa ketika kita ingin memberikan yang terbaik, maka kita pun harus menyiapkan yang terbaik untuk diberikan, betul^^?
Karenanya kegiatan terdekat adalah pembekalan diri bagi para relawan bersama ibu Elly Risman
Saya memang belum berhasil menghubungi beliau, but I will!
InsyaAllah agenda ini akan terwujud di Maret 2011, persiapkan dirimu karenanya..\^O^/!!
Kegiatan terdekat setelah yang paling terdekat
Setelah kita cukup siap dengan pembekalan, kita sebarkan ilmu yang telah kita dapatkan dengan mengadakan mini seminar, gratis, baik untuk para adik-adik Indonesia (kita coba untuk daerah-daerah tertentu dahulu) maupun orangtua para adik. Mini seminar ini sekaligus juga kita jadikan ajang untuk mempublikasikan kegiatan kita dan meresmikan berdirinya Nadezda Act, seems fun right..:D??
So, will you join us..;D??
Karena tempat bukan penghalang, karena usia bukan hambatan, karena profesi bukan pembatas, maka kamu! Ya, kamu! Kamu yang memiliki keinginan yang sama, kamu yang siap menjadi bagian dari cahaya impian para adik Indonesia, bergabunglah di sini, bergabunglah bersama kami, Nadezda Act, sekarang juga..(:
Bantu sebarkan note atau link blog saya ini ke siapapun yang kamu harapkan bisa menjadi bagian dari cahaya impian para adik dan bergabung dalam satu Nadezda Act..(:
How to join Nadezda Act?
Pertama, niatkan dirimu, dan percayalah bahwa kamu bisa menjadi bagian dari cahaya impian ini^^!!
Sudah? Maka selamat! Anda bisa bergabung dengan kami cukup dengan mengirimkan:
1. Biodata (Minimal menyebutkan nama, nomor kontak, domisili tempat, dan account internet yang bisa dihubungi: Facebook, e-Mail, Yahoo Messenger, Twitter, dsb)
2. Alasan ingin bergabung
3. Rencana atau ajuan program yang ingin dijalankan bersama Nadezda Act (jika ada)
ke email saya di alamat ne5tri@yahoo.co.id atau bisa kirimkan saja via message facebook di http://www.facebook.com/ne5tri
Jika ada pertanyaan yang masih ingin diajukan, bisa melalui kedua media tadi (email dan facebook) atau silahkan hubungi saya di YM dengan ID: ne5tri
*data yang sudah dikirimkan akan mendapatkan pesan konfirmasi dari Nadezda Act maksimal 5 hari dari pengiriman data, apabila pesan konfirmasi belum diterima...kemungkinan karena ada gangguan koneksi, silahkan menghubungi saya via Facebook atau YM untuk mengajukan complaint..(:*
Salam cahaya impian..(:!!
Rabu, Februari 09, 2011
go for it!!
Pertanyaannya adalah: Mengapa?
Mengapa Allah menghendaki hambaNya untuk mengatakan kebenaran dan menjadi orang yang beruntung? Mengapa Allah menghendaki hambaNya agar meraih keberuntungan dengan cara menyerukan kebajikan?
Mengapa?
Mengapa menyeru kepada kebajikan dapat menghantarkan kita kepada keberuntungan yang Allah janjikan?
Mengapa?
Sebenar-benarnya kebenaran
Tak pernah saya menemukan keraguan dalam diri ini atas firman Allah yang tercatat dalam surat cintaNya yang keindahannya takkan tertandingi oleh pujangga cinta kelas dunia sekalipun—Al-Qur’an. Begitupun dengan kalimat cinta yang ada dalam surat Ali Imran ayat 104. Saya yakin dengan sebenar-benarnya keyakinan bahwa kalimat cinta itu adalah sebuah kebenaran, sebuah kebenaran yang dengan kuasaNya akan menghantarkan saya dan siapapun yang menyerukan kebajikan pada sebuah keberuntungan, keberuntungan dunia dan tentu saja—keberuntungan akhirat.
Insya Allah..
Saya adalah mahasiswi fakultas kedokteran, saya tahu itu. Dan dengan sangat sadar, sayapun tahu bahwa itu adalah sebuah nilai lebih yang Allah amanahkan kepada diri saya.
Betapa tidak? Mahasiswa kedokteran nyaris bisa dipastikan kelak akan menyandang gelar dokter
Berlebihan terkadang, namun memang itulah yang tertanam di pola pikir masyarakat. Tertanam dalam sebuah paradigma yang entah mengapa tetap bertahan. Bertahan bahkan di tengah pikiran-pikiran yang tanpa ampun menyerang akal dan menggerogoti jiwa dalam sebuah romantisme global
Globalisasi pemikiran. Ya, itulah nama dari romantisme keji yang ditawarkan belakangan ini ke tengah-tengah masyarakat kita. Tua maupun muda, kaya maupun miskin, semua, tanpa ampun.
Tapi saya memiliki nilai lebih! Saya adalah mahasiswi kedokteran!! Saya dikaruniakan kesempatan langka untuk mampu menyerukan kebajikan dengan tambahan poin lain yang sangat sulit diperoleh—didengarkan oleh masyarakat.
Didengarkan. Itu adalah cita-cita seluruh pembicara, siapapun ia, dan dengan tujuan apapun. Sayangnya didengarkan adalah hal yang sulit dicapai, terlebih lagi jika ingin apa yang dibicarakannya itu serta merta terserap dalam hati, mengakar di sanubari, dan melekat di setiap sel-sel otot dan rangka tubuh pendengarnya—menciptakan sebuah spontanitas magis untuk menerapkan apa yang telah didengar dari pembicara
Tapi saya memilikinya! Saya memiliki kemampuan untuk didengar! Saya adalah seorang mahasiswi kedokteran yang tak lama lagi akan mencapai status penuh gengsi itu: dokter. Ya, saya akan menjadi seorang dokter yang memiliki keberuntungan dibandingkan profesi lain dalam hal didengarkan oleh orang banyak.
Sederhananya, seorang dokter telah diberikan keberuntungan untuk menjemput keberuntungan lain yang dijanjikan Allah melalui jalan yang telah dipaparkan dalam firmanNya—menyerukan kebajikan.
Menyerukan kebajikan pun tentu tak berbatas ujungnya. Namun islam adalah panduannya, islam adalah jalurnya, dan islam sekaligus adalah pintunya, pintu menuju keberuntungan yang hakiki. Dan seorang dokter muslim yang memegang pedoman kedokteran dalam islam tentu tak akan meragukan sebenar-benarnya kebenaran ini
Serukan kebajikan
Ia adalah kebutuhan. Kebutuhan yang sangat diperlukan baik dulu, kini, maupun nanti
Ia adalah penyembuh. Penyembuh dari penyakit, bukan penyakit fisik tentu, karena yang ia sembuhkan adalah jiwa, hati, dan rohani
Ia adalah bukti cinta. Cinta karena Illahi
Karena…demi masa, bukankah kini kita berada dalam kerugian yang teramat nyata? Ya, kerugian ini amat nyata terlihat, kecuali bila kita termasuk hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh.
Kitakah?
Kitakah hambaNya yang beruntung dan tidak merugi?
Mereka yang beruntung ialah mereka yang saling menasehati dalam kebenaran, mereka yang menyeru dalam kebajikan
Kitakah?
SAYAKAH?
Bukankah saya memiliki peluang besar untuk menyerukan kebajikan? Mengapa saya harus menyiakannya?
Go For It Nestri!!
Sabtu, Januari 22, 2011
inilah seni mempersiapkan shalat!
Malu rasanya setiap ada adik yang memuji dan berkali-kali mengatakan ingin jadi seperti saya, memangnya saya seperti apa..:D??
Tapi satu hal yang pasti, mereka mengingatkan saya untuk terus dan terus berusaha untuk jadi lebih baik, karena kalaulah ada sikap saya yang kebetulan menginspirasi mereka, saya harap inspirasi itu bertahan untuk selamanya, tidak diam di tempat, tapi terus mengalir dan terus bermakna
Dengan menjadikan diri sendiri yang kian membaik tiap harinya, tentu saja..;D!!
Ah, seandainya mereka tahu, bukan sayalah yang pantas mendapat ungkapan terimakasih dari mereka. Tapi merekalah! Merekalah yang sangat berjasa bagi saya! Merekalah yang kerap kali menjadi alarm bagi diri saya untuk tak lengah, untuk terus memperbaiki diri, untuk menjadi kakak yang baik bagi mereka, dan tentu saja menjadi hamba Allah dengan penghambaan terbaik dari yang terbaik, insyaAllah..(‘:
Hari ini saya sekali lagi diingatkan oleh kemurnian hati mereka, oleh pengharapan tulus dari jiwa yang merindu syurga, jiwa yang juga ingin terus berusaha jadi lebih baik
Bagaimana tidak? Sms dari si adik yang datang tadi sangat menyentil saya dengan kepolosannya, “..teteh bentar lagi isya, pasti mau sholat dulu..”, padahal seandainya sang adik tahu, saya saat itu sedang bersantai membaca komik..-___-“
Kalau mau membela diri, wajar saja saya masih bersantai karena toh azan belum berkumandang. Tapi, bukankah dulu saya sendiri yang mengatakan bahwa alangkah baiknya jikalau diri ini mempersiapkan hati terlebih dahulu sebelum datang kewajiban bagi fisik untuk datang menghadap Allah? Tapi kenapa ini saya sudah tahu mau azan malah baca komik dulu? Persiapan hati menuju shalat kok ya baca komik sih jeng nestriiii?? Kacau berat ini mah..:D
Agak geli sebenarnya mendapat sms “tuduhan” yang sangat melenceng dari si adik ini, tapi seketika rasa geli itu berubah menyengat seperti kejutan aliran listrik yang datang tanpa menyapa terlebih dahulu
Saya malu
Pada siapa?
Pada si adik?
Betul. Saya sangat malu pada si adik
Tapi saya lebih malu karena malu itu muncul karena adik ini, bukan karena Dia yang selalu memperhatikan saya—bahkan tanpa perlu memberi sms peringatan pada saya
Padahal, Ali bin Abi Thalib selepas wudhu biasanya gemetar. Ketika ditanya sebabnya, beliau mengatakan, “Sekarang aku sedang memikul amanah yang pernah disodorkan kepada langit dan bumi serta gunung, tapi mereka semua menolaknya. Namun aku kemudian maju dan bersedia menerima amanah tersebut.”
Inilah seni mempersiapkan shalat!
Selanjutnya perhatikan bagaimana Al-Hasan, putra Ali. Selepas wudhu biasanya beliau gemetar, ketakutan, menghiba, dan air mukanya berubah, Ketika ditanya sebabnya, beliau menjawab, “Tahukah kalian, di hadapan Siapa aku akan berdiri?”
Subhanallah..
Dahulu, Sayyidina Abdullah bin Mas’ud pun pernah berkata, “Tatkala turun ayat:
untuk tunduk hati mereka mengingat Allah”
(QS. Al Hadid: 16)
Waktu itu baru empat tahun kami masuk islam. Namun Allah telah menegur kami dalam hal kekhusyukan shalat. Kami pun kemudian keluar untuk saling menegur satu sama lain, dengan mengatakan, ‘Sudahkah kalian mendengar bahwa Allah telah berfirman, ‘Belumkah datang waktunya bagi orang-orang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?’ Salah seorang lelaki pun kemudian sempat terjatuh akibat menangis atas teguran Allah terhadap diri kami ini”
Subhanallah..
Inilah seni mempersiapkan shalat!
Atau dalam cerita lain, Hatim Al-Islam pernah ditanya tentang shalatnya, ia pun menjawab, “Jika waktu shalat telah tiba, aku berwudhu dengan sempurna, dan menghampiri tempat di mana aku akan mengerjakan shalat. Aku pun lantas duduk di sana sampai seluruh tubuhku terkonsentrasi. Kemudian aku pun memulai shalat dengan menjadikan Ka’bah seolah berada dihadapanku, jembatan Ash-Shirath terletak di bawah kakiku, Surga di samping kananku, dan neraka di sebelah kiriku, serta Malaikat Maut berada tepat di belakangku. Aku pun menganggap shalat ini sebagai shalatku yang terakhir...”
Subhanallah..
Inilah seni mempersiapkan shalat!
Luar biasa memang contoh-contoh tadi! Lalu saya?? Mau sholat malah baca komik, nanti pas takbir malah jadi penasaran kan jadinya sama lanjutan cerita si komik..-____-“
Saya tak mau kalah! Dengan seni mempersiapkan shalat yang sudah ada tadi, saya juga tak mau kalah!!
Karena shalat bukanlah sekedar gerakan tanpa makna, ia tidak hanya sekedar ada, karena dengannya lah kita mampu pergi meninggalkan dunia untuk bertemu dengan Allah, Sang kekasih
Sebagaimana Imam Abu Hamid Al-Ghazali yang pernah berkata, “Carilah hatimu di tiga tempat: pertama, ketika membaca Al-Qur’an; kedua, ketika shalat; dan ketiga, ketika mengingat kematian. Jika di tiga tempat tersebut engkau belum menemukan hatimu, maka mohonlah kepada Allah untuk memberimu hati, sebab engkau tidak sedang mempunyainya!”
Di mana hati saya Allah? Semoga saya tidak kehilangannya!!
Hushh...kamu komik, pergi sana jauh-jauh..d;
Rabu, Januari 05, 2011
Allah, di mana jilbab saya??
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia juga rajin menjalankan ibadah sunnah. Tapi ada satu kekurangannya yaitu ia tidak mau berjilbab dan menutup auratnya.
Setiap kali ditanya, ia hanya tersenyum dan menjawab, ”Insya Allah nanti, yang penting hati dulu yang berjilbab.”
Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama, “yang penting hati dulu yang berjilbab”
Hingga di suatu malam ia bermimpi berada di sebuah taman yang sangat indah. Taman itu memiliki rumput yang sangat hijau dengan berbagai macam bunga bermekaran, yang bahkan segarnya udara dan wanginya bunga di taman itu dengan sangat jelas dapat dirasakannya. Terlihat pula sebuah sungai yang sangat jernih melintas dipinggir taman. Semilir angin pun seolah tak mau kalah menyapanya dan hadir dengan kelembutannya yang menembus tiap sela jarinya.
Wanita itu ternyata tidak sendiri, ada beberapa wanita lain di situ yang juga terlihat sedang menikmati keindahan taman.
Ia pun menghampiri salah satu wanita di sana. Wajah wanita yang dilihatnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu'alaikum, saudariku”, sapanya
“Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku”, jawab wanita yang ditegurnya
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita yang ditegurnya tersenyum, “Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga ”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini. ”
Wanita itu tersenyum lagi, ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku ?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah. ”
“Alhamdulillah..”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu perlahan terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman yang sama satu-persatu mulai memasukinya.
“Ayo kita ikuti mereka”, ajak wanita yang ditegurnya tadi setengah berlari.
“Ada apa di balik pintu itu?”, katanya sambil mengikuti wanita itu
“Tentu saja surga saudariku”, jawabnya
“Tunggu, tunggu aku!”, dia berlari sekuat tenaga namun tetap tertinggal meskipun wanita yang dikejarnya hanya setengah berlari
Meski telah mencoba meningkatkan kecepatan larinya, ia tetap tak mampu mengejar wanita tadi, ia lalu berteriak, “Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?”
“Sama dengan engkau saudariku”, jawab wanita tadi sambil tersenyum, ia telah mencapai pintu dan sebelah kakinya pun telah melewati pintu.
Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia kembali berteriak, sebuah teriakan keputusasaan, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya dengan senyum lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan apa yang membedakan dirimu dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan napas, hingga tak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan wanita tadi
“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu?”, lanjut wanita tadi
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, ”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun lalu terbangun, beristighfar, dan segera mengambil air wudhu. Ia menunaikan shalat malam untuk menenangkan hatinya, ia pun menangis dan menyesali perkataanya dulu.
sumber: http://www.facebook.com/IndahnyaBerjilbab?ref=ts&v=info#!/note.php?note_id=476150587504&id=100000335554930*
http://www.facebook.com/note.php?note_id=182967568380456&id=98932247389*
*dengan sedikit perubahan..:D
Membaca tulisan tadi seringkali membuat saya merinding, jilbab bagi seorang muslimah bukanlah pilihan, tapi kewajiban!
Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadist riwayat Muslim,
Berpakaian tapi auratnya terlihat! Sungguh ironi, untuk apa berpakaian kalau tidak seperti berpakaian? Untuk apa berpakaian kalau fungsi pakaian itu sendiri tidak berjalan sebagaimana mestinya?
Pakai jilbab kan gak keren, percuma dong tadi abis ke salon kalo gak bisa diliatin ke orang lain, mana ini baju dapetinnya susah banget! saya kan cuma butuh sedikit penghargaan!! Gak salah toh?
Penghargaan?
Penghargaan yang bagaimanaaaaaa??
Sekali lagi, penghargaan yang bagaimanaaaaaa??
Cukupkah “harga” yang kita inginkan itu dibayar dengan dipandang dan dilihat oleh manusia lain?
Cukupkah?
Tidak! Wanita lebih berharga dari itu!!
Sayang sekali bukan? Padahal Allah menjanjikan harga yang lebih baik untuk wanita yang memuliakan dirinya sendiri. Dan jilbab? itu salah satu caranya..(:!! Ia adalah awal untuk akhir yang baik! Siapa tak ingin akhir yang baik?
Saya teringat pertama kali saya mengenakannya, senangnya luar biasa! Bertingkah seperti bocah labil yang baru pertama kali mendapatkan mainan baru, di rumahpun tak mau ia saya lepas, sampai-sampai kakak saya mengira kalau jangan-jangan saya berpikir kalau ia tidak saya lepas karena ada ayah di rumah (pemikiran yang aneh, memangnya saya sebodoh itu..-____-“?? saya kan hanya terlampau senang dengannya..:D)
“Nes? Beneran baru pake jilbab? Kok langsung pake yang panjang? Gak panas gitu??”
Sedikit geli saya mendengar komentar ini. Pertama, karena jilbab pertama saya tidak terlalu panjang. Kedua, jadi anggapan orang yang tidak berjilbab seperti itu ya melihat wanita yang berjilbab?
Padahal entah mengapa dengannya saya merasa lebih sejuk, tidak hanya menyejukkan suhu tubuh, tapi juga hati..(:
“Huwaaa...teteh...”, komentar teman sekosan yang sudah saya anggap sebagai adik sendiri ketika saya mulai mencoba memanjangkan jilbab saya
“Kenapa?”
“Enggak, takut aja nanti teh nestrinya jadi berubah, gak kayak dulu lagi...”, jawabnya polos dengan mata berkaca-kaca
Hei, hei, memangnya saya power ranger yang dalam sekejap berubah menjadi tokoh lain yang tak bisa dikenali..-____-“??
Tidak! Saya ya saya, tidak mencoba menjadi siapapun, hanya tetap menjadi diri saya, namun tentu saja: saya yang lebih baik..(:
Karena dengannya saya merasa nyaman, dengannya saya merasa kuat, dan dengannya saya merasa terjaga
How come?
Sejak saya mengenakannya saya sering sekali mendapatkan reminder yang datang menampar saya di dalam mimpi. Setiap saya lengah dalam dunia nyata dengan perilaku saya yang kurang pantas, mimpi mengerikan itu datang tanpa berita dan menghentak jiwa saya yang mulai mengeruh
Ya, mimpi itu teramat sering datang, terutama ketika saya sedang sangat lengah dengan tak menghiraukan penjagaan hati saya
Mimpi itu datang dengan perginya, selalu mimpi yang sama, dengan settingan berbeda, namun selalu dalam konteks yang sama, terus dan terus saya alami, mimpi itu datang dengan perginya
Dalam mimpi mengerikan itu, ia pergi dari tempat seharusnya ia berada. Dan ironisnya, dalam mimpi, sikap saya akan kehilangannya biasa saja!
Ingin menangis rasanya ketika saya terbangun, kenapa dalam mimpi saya tak merasa kehilangan akan kepergiannya?
ALLAH, DI MANA JILBAB SAYA??
Karena ia tak hanya menutupi mahkota wanita, tapi ia juga menutupi wanita dari kemungkinan melakukan tindakan yang mengotori hati murninya
Sehingga ketika beningnya hati ini mulai memudar... ALLAH, DI MANA JILBAB SAYA??
Karena ia tak hanya menjaga kulit dari terik matahari, tapi ia juga menjaga hati dari sesuatu yang bukan pada tempatnya
Sehingga ketika penjagaan itu melonggar... ALLAH, DI MANA JILBAB SAYA??
Karena ia tak sekedar ada, ia ada untuk membawa keindahan suci bagi para wanita
Sehingga ketika muncul sebesit saja kekaguman akan keindahan semu yang mengunci hati... ALLAH, DI MANA JILBAB SAYA??
ALLAH...
ALLAH...
ALLAH...
DI MANA JILBAB SAYA??
DI MANA???
Sungguh saya tak ingin kehilangannya..)’: