Add This...^^d!!

RSS

Senin, November 22, 2010

Allah adalah Tuhan saya

Tulisan saya mencermikankan karakter diri saya?

Karakter seperti apa yang diketahui orang-orang terhadap diri saya?

Ya Allah...benarkah pujian-pujian mereka?

Saya hanyalah pembohong besar!


Pemimpi yang berharap mimpinya dianggap hebat oleh orang lain!!

Atau ketakutan saya ini yang merupakan kebenaran sesungguhnya?


Ya Allah, ampuni saya, saya sungguh takut terlena dengan semua pujian-pujian ini...)’:

Ampuni saya ya Allah...

Apakah saya harus berhenti menulis kalau semua tulisan ini justru menghantarkan saya ke depan jurang kesombongan? menghantarkan saya dengan sukses untuk semakin menjauhkan diri ini dari cahaya cintaMU???


Ya Allah, saya sungguh ingin meninggal dalam keadaan mengingatMu, namun tentu saja saya tak tahu dan tak akan pernah tahu kapan waktunya engkau akan menjemput saya, lantas apa yang harus saya lakukan??

Dalam salah satu tulisan saya ya Allah...saya sendiri sadar dengan mengutarakan bahwa itu berarti bahwa saya tidak boleh lengah sedikitpun! Ya, sedikitpun saya tidak boleh lengah!!

Karena jemputan mautMu bisa datang kapan saja

Tapi ya Allah...sungguh saya sedang berada dalam titik terendah seorang hamba, titik terendah di mana tepat luar biasa posisi saya sekarang menggambarkan kemampuan diri yang menangis karena ketidakmampuan untuk menangis, benarkah tangisan saya ini adalah tangisan ketidakmampuan saya untuk menangisi diri yang lalai?

Ingin rasanya saya membela diri dan mengatakan tidak!
Bukan, ini memang tangisan penyesalan tulusmu, nestri! Tapi saya rasa hati saya saat ini begitu keruhnya hingga tak mudah lagi bagi saya untuk mempercayai diri saya sendiri..):

Ya Allah, jauhkanlah saya dari segala apa yang bisa membuat saya menjauhkan diri saya sendiri darimu ya Rabb..):

Saya mohon ya Allah...

Saya mohon ya Allah..

Saya sungguh ingin memiliki ketakutan hanya padaMu, dengan mewujudkannya dalam bentuk kehati-hatian diri dalam menjalankan hidup dan mewaspadai hidup itu sendiri untuk tidak mendekati hal-hal yang membangkitkan murkaMu. Namun kenapa terkadang untuk memohon hal ini saja saya merasa tidak pantas?? Saya merasa saya adalah serendah-rendahnya hamba dihadapanMu ya Allah, setidak berartinya makhluk di hadapanMu

Padahal tentu saja bukan itu yang terjadi, dalam janjiMu bahkan Engkau lebih dekat dari urat nadi saya sendiri, bukan begitu duhai kekasih? Dan bukankah tidak mungkin Engkau berada sedekat itu pada ia yang tidak berharga bagiMu?

Namun sungguh hati ini begitu picik mengharapkan cintaMu tanpa memberikan banyak cinta saya untukMu, ya Allah...seandainya penghalang cinta saya ini padaMu adalah karena sedikitnya kecintaan dan rasa cinta yang saya miliki terhadap apapun yang ada, kumohon bantulah saya ya Allah, bantulah saya untuk dapat jadi lebih peka terhadap apapun di dunia ini, karena sungguh siapa saya? Siapa saya tanpa pertolongan dan rahmat dariMu ya Allah?

Sungguh saya bukan siapa-siapa, sungguh saya tidak berharga sampai saya memberi harga pada diri saya sendiri..)’:

Karenanya ya Allah, saya yakin saya berharga, dan saya harus menjaga harga ini! Saya tidak ingin lengah lagi, kapanpun, mulai saat ini, saya sungguh tidak ingin lengah dan terjerumus lagi dalam jurang kelalaian, sehingga apapun itu yang akan saya sebarkan, apakah itu untuk para adik, orangtua para adik, dan siapapun itu, bukanlah suatu kebohongan, dan bukan pula khayalan semu buah dari imajinasi penciptaan karakter seorang nestri yang mereka inginkan


Karena saya berhak utuk lebih mengenal diri saya sendiri! Saya berhak untuk menjadi diri saya sendiri!!

ya Allah, ijinkanlah saya menjadi orang beriman yang dalam setiap tatapanku adalah pandanganMu, yang dalam setiap hembusan nafasku adalah deru cinta padaMu, sang pemilik cinta sejati..

ya Allah, saya ingin membangun cinta karenaMu, dan hanya karenaMu. Maka ridhoilah usaha saya untuk menjaga diri ini dari siapapun yang belum halal bagi saya, menjaga hati ini dari keakraban yang berlebih dari mereka yang belum tentu adalah imam bagi saya dan buah hati saya. Menjaga ucapan agar tidaklah berlebihan dan membuat orang lain mengelu-elukan saya, karena saya sama sekali tidak ingin terjebak dalam perangkap kesombongan! Menjadi seseorang yang jujur, dengan menjadikan orang lain hanya sebagai sosok pembelajaran, dan bukan sebagai kerangka pembentukan pribadi diri.

Karena saya adalah saya, dan cukuplah Engkau Ya Rabb sebagai sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik tempat bertanya..(:

ya Allah, saya sungguh ingin mengatakan bahwa saya mencintaiMu, saya tau bahwa Engkau bahkan tak perlu kata-kata romantis dari saya untuk membuktikan cinta saya padaMu, tapi saya ingin sekali mengatakan dan berteriak bahwa saya memiliki Engkau, Engkau yang begitu luar biasanya sehingga saya tak lagi memerlukan tempat lain untuk bersandar

Dan meski terasa konyol, tapi layaknya kalimat cinta yang kerap saya ungkapkan seperti “saya mencintaimu karena Allah”, rasanya ingin juga saya ungkapkan padaMu ya Rabb


Tapi bagaimana? Saya benar-benar merasa konyol saat ini, bukankah aneh bagi saya untuk mengatakan “Allah, saya mencintaiMu karenaMu”..:D

Wah, saya benar-benar makin merasa konyol karenanya


Tapi setelah berpikir ulang, agaknya tidak ada yang salah bukan duhai kekasih hati dengan kalimat saya tadi?

“Saya mencintaiMu karenaMu” berarti Saya mencintaiMu karena Engkau adalah Tuhan saya. Karena bukankah nikmat terbesar dalam hidup adalah Engkau, ya Allah, adalah Tuhan Kami..(‘:??

“Allah, saya sungguh mencintaiMu karenaMu...”

Bismillah, semoga saya berhasil menjemput syurgaMu, dan setiap detik yang akan datang hingga mautMu menjemputku adalah tiap detik di mana akan semakin bertambah kecintaanMu padaku, karena meski Engkau Maha Adil, saya adalah pencemburu yang handal, hingga rasanya saya tidak rela kalau saya tidak dicintai olehMu..^^V


ya..meskipun Engkau tentu saja lebih cemburu ketika hambaMu mendekatkan diri pada hal lain dengan kedekatan yang lebih besar daripada kedekatannya padaMu

Jadi...karena saya sangat ingin dicintai olehMu, saya akan berusaha semaksimal mungkin agar tiap denyutan jantung yang masih akan berdetak akan semakin menambah rasa cinta saya pula padaMu, kan tidak adil kalau saya hanya ingin menerima tanpa memberi apapun. Rasanya saya malu karena Engkau telah banyak memberi saya nikmat dan karuniaMu sedangkan saya bahkan belum memberi apa-apa yang berarti untukMu, meski tentu saja di lain sisi Engkau tidak membutuhkan apapun dari saya..:D

Ahh...ingin sekali rasanya saya berteriak,


“Allah, saya sungguh mencintaiMu karenaMu...”

Dan sekali lagi, saya benar-benar bersyukur karena Engkau Allah, adalah Tuhan saya..(:

[+/-] Selengkapnya...

Jumat, November 19, 2010

menjadi syurga

She wakes early in the morning with a smile
And she holds my head up high:
"Don’t you ever let anybody put you down-‘Coz you are my little angel"
(Ia selalu bangun di pagi hari dengan sebuah senyuman, kemudian diangkatnya kepalaku dan ia berkata: “Jangan kamu biarkan orang lain meremehkanmu, karena kamu adalah malaikat kecilku”)

Then she makes something warm for me to drink -
‘Coz it’s cold out there, she thinks
Then she walks me to school - yes, I ain’t no fool, i just think my mum is amazing

(Lalu ia membuatkan sesuatu yang hangat untuk kuminum, karena menurutnya diluar sangat dingin.
Lalu ia mengantarkanku ke sekolah, dan aku tidak perlu merasa malu karenanya, yang kurasakan hanyalah ibuku adalah seorang ibu yang luar biasa)

She makes me feel - Like I can do anything
And when she’s with me there’s nowhere else I’d rather be

(ia selalu membuatku seolah dapat melakukan semua hal, dan ketika ia berada di dekatku, tidak ada satu tempat lainpun bagiku yang lebih baik dari sisinya)

After school, she’s waiting by the gate
I’m so happy that I just can’t wait to get home to tell her how my day went
Eat the yummy food only my mum makes

(sepulangnya dari sekolah, ia sudah menungguku di gerbang sekolah,
aku sungguh merasa senang hingga tak sabar untuk segera pulang dan menceritakan bagaimana aku menghabiskan hari di sekolah, sambil makan makanan lezat yang hanya mampu dibuat oleh ibuku)

Then I wind her up ‘coz I don’t want to bath
And we run around the house with a laugh
No matter what I say, she gets her way
I think my mum is amazing

(Kemudian aku melarikan diri darinya karena aku tidak mau mandi,
dan kamipun berlari berkejar-kejaran mengelilingi rumah dengan senangnya,
namun tidak peduli apapun yang aku katakan, ia selalu saja berhasil menangkapku,
sungguh ibuku adalah ibu yang luar biasa)

In the evening, she tucks me into bed
And I wrap my arms around her head
Then she tells me a tale of a girl far away - who one day became a princess

(Setiap malam ia menghantarku ke tempat tidur, dan akupun melingkarkan tanganku untuk memeluknya, kemudian ia akan mulai bercerita tentang kisah seorang gadis nun jauh di sana yang suatu hari akan menjadi seorang putri)

I’m so happy - I don’t want her to leave
So she lies in bed with me
As I close my eyes, how lucky am I - to have a mum that’s so amazing

(Begitu senangnya aku hingga aku tidak mau ia meninggalkanku,
maka ia pun ikut berbaring menemaniku, dan ketika aku menutup mataku, aku berpikir betapa beruntungnya diriku karena memiliki seorang ibu yang luar biasa)

Then I wake up in the morning - she’s not there
And I realise she never was
And I’m still here in this lonely orphanage - with so many just like me

(Kemudian akupun bangun kembali di pagi hari, tapi ia tidak ada, dan akupun menyadari bahwa ia memang tidak pernah ada, sedangkan aku tetap berada di sini dengan kesendirianku sebagai seorang anak yatim-piatu, dengan masih banyak lagi anak lain sepertiku)

And as my dreams begin to fade
I try hard to look forward to my day
But there’s a pain in my heart that’s a craving:
How I wish I had a mum that’s amazing

(Dan ketika mimpi itu semakin memudar, akupun berjuang keras untuk tetap mampu melangkah ke depan, tapi tetap saja rasa sakit karena harapan yang membuncah itu menusuk-nusuk jiwaku, sungguh, betapa aku menginginkan kehadiran seorang ibu yang luar biasa)

Would be amazing

(Karena ia pasti adalah seorang ibu yang luar biasa)
------------


Lagu yang sangat menyentuh di awal, tapi menyentak di akhir

Then I wake up in the morning, SHE’S NOT THERE, and i realize SHE NEVER WAS


Sebuah nyanyian rindu seorang anak yang mencoba membayangkan ibu yang kasihnya tidak pernah ia rasakan

Saya benar-benar kaget ketika ternyata kisah sang anak dan ibunya di awal lagu ini yang begitu manis ternyata hanyalah bayangan sang anak yang hanya bermimpi, bermimpi bahwa ia memiliki seorang ibu, yang bahkan ketika bangun pun ia yakin bahwa seandainya ia memiliki ibu, ibunya pasti adalah seorang ibu yang luar biasa

How I WISH i had a mum that’s amazing. Would be amazing

Betapa menyedihkan mengingat beberapa dari kita yang masih memiliki ibu—atau setidaknya pernah merasakan kasih sayang seorang ibu—sering mengeluh tentang ibu kita yang terkadang tidak satu pemikiran atau sering menentang keinginan kita

Betapa kita bukanlah anak yang baik

Betapa SAYA sangatlah jauh dari sifat seorang anak yang baik

Padahal, seperti apapun seorang ibu—bahkan seburuk apapun, ia tetaplah seorang ibu, wanita biasa dengan status luar biasa: IBU

Bukankah menjadi ibu adalah menjadi syurga? Dan bukankah membesarkan seorang anak sama halnya dengan membesarkan masa depan?

Sebuah tugas yang luar biasa bukan untuk dilakukan oleh seorang wanita biasa?

Dan betapa saya juga sangat merindukan status mulia itu...(‘:


untuk mendownload lagu yang saya maksud, mangga klik myMOMisAMAZING ini^^

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, November 18, 2010

panggilah dengan indah..(:

“ih teh nestri kayak anak kecil”

Rasa-rasanya biasa saja seandainya yang mengucapkan kalimat tadi adalah seorang adik yang hanya berbeda beberapa tahun dari saya, tapi yang mengucapkan ini adalah adik kecil kelas 4 SD, EMPAT SD!! Dibilang kayak gitu saya benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa, apalagi adik ini sampai mengulang dua kali kalimat yang persis sama hanya selang beberapa hari setelah hari itu...-__-“

“Aku gemes deh sama teteh, pengen aku cubit rasanya”, kalau yang ini dari adik kelas 5 SD yang ngeliat saya autis sendiri main muter-muterin badan karena terlampau asik nikmatin cuaca pagi di lapangan sekolahnya

“Loh? Emang kenapa dek?”
“Abis teteh lucu kayak anak kecil”
“....”

Sebenarnya bukan masalah saya yang seperti anak kecil yang ingin saya utarakan di sini, tapi betapa jujurnya mereka berkata. Memang tidak selalu hal yang baik dan merupakan pujian yang mereka utarakan, dan saya ingat sekali dengan kata-kata seorang adik lain yang berkata “teh nestri mah meni judes”, atau “teh nestri pelit”, dan lain sebagainya. Tapi itulah mereka: jujur (meski terkadang mereka memang sengaja menggoda saya..-_-a)

Kenapa mereka bisa begitu jujurnya? Karena mereka masih kecil? Ah, agaknya tidak. Masih tersimpan dengan rapi dalam inbox sms saya ungkapan jujur dari seorang adik SMKN 2 Sumedang di hari setelah saya mengisi acara pesantren kilat Ramadhan di sekolah mereka,

“Aku dari awal melihat teteh, subhanallah seperti ada seorang remaja muslim yang membangkitkan semangat dalam hati aku. Aku senang melihat cara teteh bicara begitu halus dan sopan.. Aku melihat teteh seperti siti aisyah yang cantik juga cerdas.. InsyaAllah, kalau aku dekat atau jadikan sahabat teteh alangkah bahagia.. Tapi aku malu.. :)”

Dan entah kenapa hanya selang 3 menit datang sms yang nyaris sama dengan konteks yang sedikit berbeda dari adik yang mengirim sms tadi,

“Aku dari awal melihat teteh, subhanallah seperti ada sayap putih yang mengepakan semangat dalam hati. Aku senang melihat cara teteh bicara begitu halus dan sopan.. Aku melihat teteh seperti siti aisyah yang cantik juga cerdas.. Sehingga aku malu.. :)

Sungguh saya masih sangat jauh dari sayidina Aisyah dengan akhlaq dan kecerdasannya yang luar biasa, dan kalimat adik ini tentu bukanlah sebuah fakta, tetapi hanyalah sebuah opini semata. Sebuah ungkapan jujur dari seorang adik

Kenapa mereka bisa begitu jujurnya? Karena masih kecil?
Tapi adik ini adalah pelajar SMK! Kelas dua pula..

“Terbang aja”, sms yang ini meski tidak masuk akal, tetap saja menggelitik perut saya karena polosnya seorang adik kelas enam SD yang meminta saya yang sedang ada di Jakarta untuk main ke Garut detik itu juga. Adik ini bercerita kalau ia sedang sangat merindukan saya saat itu. Jujur sekali bukan? Meski sangat khas anak kecil..:D

“Kak, di sana hujan gak? Di sini hujan besar, mau ikutan dingin-dinginan kak? Kakak lagi di rumah atau di kampus? Kak, kak wita mau maafin aku? Aku sudah minta maaf sama kak wita, hanya satu yang maafin aku yaitu bintang. Bintang itu sangat manis tetapi dia di Jakarta bersama bulan yaitu kak Nestri dan naoval. Tolong dibales kak. BALES”, ini adalah sms dari adik yang sama dengan yang menyuruh saya terbang ke Garut tadi..:D

Naufal itu adik kandung saya (meski adik ini tadi salah menyebut nama naufal..-__-“) yang sering saya ceritakan pada adik lain yang saya kenal, jadi wajar kalau para adik seolah sangat mengenal naufal saya ini...(:
Dan waooo, saya adalah “bintang” dan naufal adalah “bulan”...*-*/!!, benar-benar senyum-senyum sendiri saya dibuatnya. Sekali lagi ini bukanlah fakta, ini hanyalah opini, sebuah ungkapan jujur dari para adik...(:

Sikap mereka yang seperti inilah yang membuat saya semakin menyayangi mereka, ya saya sangat menyayangi mereka, saya sayang mereka karena Allah..(:!!

Belakangan ini saya membandingkan bagaimana para adik bersikap dengan sikap beberapa orang dewasa yang lain. Saya sungguh heran ketika dalam pergaulan rasanya sangat biasa sekali memanggil orang dengan sebutan, “nyet” (agaknya berasal dari kata monyet), “ ‘ndut” (gendut), “sapi”, “jelek”, atau sebutan-sebutan lain yang tidak ada unsur mesranya sama sekali

Kenapa ya?

Yang terkadang membuat saya semakin heran adalah ketika orang yang dipanggil demikian terlihat senang dengan panggilan barunya. Kenapa?

Apakah karena orang ini berjiwa besar yang demikian besarnya sehingga mampu terus bersabar meski dihina?

Begitukah?

Tapi kalaupun begitu, bukankah Rasulullah menganjurkan kita untuk memanggil teman kita dengan panggilan yang disukainya? Layaknya panggilan “ya khumaira” (yang kemerah-merahan) yang Rasul sematkan pada sayidina Aisyah?

Bukankah begitu?

Mungkin panggilan-panggilan aneh tadi memang terkadang disukai dan terkesan mampu lebih mengakrabkan diri satu sama lainnya (mungkin karena dianggap hanya orang-orang terdekat yang berani memanggil seperti itu), tapi saya yakin pasti ada setidaknya setitik bentuk penolakan dalam diri orang yang diberi “nama panggilan” itu

Saya teringat ketika saya harus mencari suatu data dari teman saya yang sering dipanggil “nenek”, saat itu saya mengetik nama “nenek” di searching list facebook saya untuk melihat informasi yang ada, tapi namanya tidak ada di friend list saya (secara nama aslinya bukan “nenek”..-__-), dan saya sungguh menghabiskan banyak waktu untuk berfikir siapa nama asli teman saya ini (untuk mengingat kacamata yang baru saya letakkan saja bisa makan waktu berhari-hari, apalagi untuk mengingat hal-hal semacam ini..-__-a??)

Begitulah nama panggilan, terkadang disematkan dengan alasan yang juga mengatakan sebagai sebuah ungkapan kejujuran untuk menggambarkan kepribadian diri, tapi kan...panggilan yang bagaimanaaaaa?? Panggilan-panggilan yang menegaskan kekurangan seseorang?

Bingung sendiri saya dibuatnya, apa karena mereka dewasa dan para adik masih kecil? Inikah pergaulan orang dewasa saat ini? Kalau iya, saya tidak ingin bergabung dalam geng orang dewasa itu, biarkan saja saya tetap menjadi anak-anak seperti dalam kisah peter pan..d;

Tapi rasanya tidak, anak kecil juga banyak yang menggunakan “nama panggilan” semacam itu, sebaliknya orang dewasa (atau remaja menengah?) seperti adik SMKN yang saya ceritakan tadi juga banyak yang mampu memberi panggilan yang sangat mesra

Lantas kenapa? kalau seperti ini berarti bukan faktor usia dan kedewasaan yang berperan kan? Lantas apa?

Bersihnya hati adalah jawabannya

Terkadang ketika kita ingin memberikan sebuah pujian yang ikhlas, kalimat pujian itu terhenti begitu saja di tenggorokan

Kenapa?

Susah sekali rasanya memuji orang lain jika hati kita tidak bersih, tidak ikhlas dengan apa yang ingin kita sampaikan. Sehingga kalaupun berhasil terlontar, kalimat tersebut terasa sebagai kalimat kosong tanpa makna dengan bumbu kebohongan sebagai kemasannya

Karenanya, bersihkan hati, sucikan jiwa.

Saya pribadi tidak menyarankan untuk selalu memuji orang lain, pujian memang perlu, tapi rasanya tidak untuk selalu dielu-elukan

Sebuah pujian sangat rentan mengantarkan orang ke jurang kesombongan, padahal bukankah inahu la yuhibbu manka la munta lan fakhuur?? Sesungguhnya Allah membenci orang yang sombong dan membanggakan diri

Tapi rasanya kalau untuk panggilan, tidak ada yang salah dengan memanggil dengan panggilan yang disukai seseorang. Kalaulah sulit menentukan panggilan apa yang disukai, bukankah setiap orang memiliki sebuah do’a yang melekat dalam dirinya: nama
Sebuah perwujudan harapan orangtua yang diberikan pada buah hatinya yang berharga. Kalau begitu, panggil saja dengan namanya yang sudah ada. Tidak sulit bukan..(:??

Nama saya Nestri, dan meski terdengar hebat, saya tidak suka dipanggil “bu dokter”, jadi saya cukup senang kalau dipanggil dengan Nestri..(:

“Anggap aja do’a nes”, kata seorang teteh ketika saya mengutarakan ketidaksukaan saya dengan sebutan bu dokter tadi

Tadinya sih saya mengiyakan, “iya juga ya teh? teteh pinter!”, tapi kok...asa tetap saja saya tidak suka ya?? Selain karena saya memang belum jadi seorang dokter, menjadi dokter memang bukan sesuatu yang saya sukai. Sehingga mendengar seseorang memanggil saya dengan sebutan ini membuat saya merasa sangat tidak nyaman (inilah salah satu alasan mengapa saya sangat sadar betapa memanggil seseorang dengan panggilan yang disukainya sangat penting)

Dan itulah pelajaran berharga yang kembali saya dapatkan dari para adik, panggilah dengan jujur, panggilah dengan panggilan yang disukai seseorang, karena ucapan adalah do’a, dan apa-apa yang kita sebutkan juga berarti adalah do’a kita untuk orang lain. Karenanya, panggilah ia dengan indah..(:

[+/-] Selengkapnya...

Senin, November 01, 2010

bermain dengan alam


saya sukaaaaaa sekali dengan wangi rumput

saya juga sukaaaaaaa sekali dengan wangi tanah yang terkena siraman air hujan

tak kalah juga rasa sukaaaaaaaaa ini terhadap bulan dan bintang yang kini jarang sekali terlihat di langit malam....)’:

saya juga sukaaaaaaaa sekali dengan serangga-serangga, meski kalau untuk yang ini saya lebih suka mengamati mereka dari jarak jauh, maaf ya pak serangga, ibu hexapoda, saya sedikit takut dengan bapak dan ibu, apalagi sama om periplaneta americana yang menulisnya di tulisan ini saja sudah membuat saya merinding berkali-kali (maaf lohh om peri, seandainya waktu kecil dulu saya gak ditakut-takuti sama om peri...T^T)

eh? apa? ada yang gak tau apa itu periplaneta americana?? itu nama latin dari kecoa (tuh kan, saya merinding lagi...T________T)

gyuuuu...


di samping saya sekarang juga ada serangga yang sedang bingung karena posisi badan nya dalam keadaan terbalik (dan agaknya ia kesulitan membaliknya ke posisi semula), tapi.....nanti ya tante serangga, saya kumpulin keberanian dulu buat ngebantu tante...;D


kenapa saya jadi merambat ke duni per-serangga-an ya? bingung sendiri saya...(-_-a)


sebenarnya saya juga tidak tahu mau saya bawa ke mana arah tulisan ini, saya hanya ingin sedikit melarikan diri dari segala penat diri dengan apa-apa yang saya suka ini


Tapi belakangan ini kalaupun saya sempat berjalan di dekat bu rumput, jarang sekali saya sempat untuk menghirup aromanya sepuas hati, bahkan lebih sering bagi saya tidak dapat menghirup apa-apa karena terlalu tergesa-gesa

Bulan dan bintang juga kian hari kian jarang menampakkan dirinya (sepertinya karena sekarang sudah resmi masuk musim penghujan, jadi langit semakin jarang terlihat cerah..T^T), padahal saya sangat merindukan kehadiran mereka...

Pak siput pun sudah lama tidak terlihat, padahal sekarang sudah musim hujan, ke mana perginya yaaaa?? Pak siput, saya rindu ingin menyapa bapak lagi...)’:

Kalau dipikir-pikir, saya sering ditertawakan kalau terlihat oleh teman sedang menyapa bu rumput atau dek kucing, padahal kan seru... \(´▽`)/!! Tapi agak seram juga ya kalau mereka membalas sapaan saya... (¬_¬"). Tapi sebenarnya senang juga kalau sapaan saya dibalas dengan “meongg” dari dek kucing atau sekedar lambaian mesra dari bu rumput yang tertiup angin... (◦'⌣'◦) (meski kalau dengan pak ayam saya lebih senang kalau mereka bereaksi dengan melarikan diri dari kejaran saya, entah kenapa saya suka sekali mengejar-ngejar ayam, jadi ingat waktu di Garut dulu saya pernah main kejar-kejaran di lapangan bola dengan keluarga ayam di sana... (◦'⌣'◦), wah, seru sekali pokoknya^^/!!)


Saya benar-benar merindukan itu semua...


Tapi kapan ya saya bisa meluangkan waktu untuk bernostalgia dengan mereka? Bercanda riang dengan alam?


Jalan pintas memang, tapi yang terpikirkan oleh saya saat ini adalah jalan-jalan ke kebun binatang, meski tidak bisa bermain secara bebas dengan binatang-binatang di sana, saya toh tetap bisa berbincang dengan mereka^^ (asal tidak ada yang menganggap saya aneh saja..-_-a)


Tapi kapan ya? Rencana saya ke Garut untuk bertemu dengan para adik saja harus saya tunda terus dan terus..)’:


Agaknya ujung dari ini semua adalah manajemen waktu! Kalau banyak yang harus dilakukan, jangan lengah untuk melakukannya seefisien mungkin, betul?


Okay, i’ll try it.

And now, for sure, i’ll do it



[+/-] Selengkapnya...